Pesta Kesenian Bali

Pembaca Puisi Harus Andal Mengatur Napas, Workshop Ngunda Bayu dalam Seni Sastra Hadir di PKB 2019

Desir sang bayu & lantang teriakan I Gusti Putu Bawa Samar Gantang, tampaknya jadi satu paduan apik yang berhasil membius peserta workshop Ngunda Bayu

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Wayan Sui Suadnyana
Workshop Ngunda Bayu dalam Seni Sastra serangkaian PKB ke-41 tahun 2019 di Kalangan Ratna Kanda, Taman Budaya (Art Center) Denpasar, Minggu (30/6/2019). Pembaca Puisi Harus Andal Mengatur Napas, Workshop Ngunda Bayu dalam Seni Sastra Hadir di PKB 2019 

Tak hanya berkutat membicarakan teori saja, namun Samar Gantang juga tanpa ragu beraksi di depan para peserta.

Dengan membawakan satu puisinya yang bertajuk Leak, sembari mengambil satu buku kumpulan puisi miliknya, Samar Gantang berdiri dengan pembawaan tegas di hadapan para peserta.

“Sebuah misteri, saya tidak pernah hafal puisi-puisi saya, jadi saya baca biasa saja ya,” ucapnya sambil tersenyum melirik ke peserta.

Suasana Kalangan Ratna Kanda sontak menjadi hening, bincang-bincang kecil diantara peserta mendadak jadi lenyap.

Baru sebait puisi dibacakan, macam-macam ponsel sudah bertengger dengan apik di udara, seolah tak cukup penampilan itu direkam hanya dalam benak, peserta ingin pula mengabadikannya lewat lensa ponsel.

Baca: Barbie Kumalasari Minum Ramuan Mujarab Rp 200 Juta, Bobotnya Dari 100 Kg Jadi 45 Kg, Benarkah?

Baca: Dari Ibu Rumah Tangga, Kini Sukses Usaha Barbershop

Meski helaian rambutnya telah berwarna putih, puisi bertajuk Leak itu dibawakannya dengan kecepatan dan kekuatan vokal yang luar biasa.

Bahkan tak tanggung-tanggung Samar Gantang meraung hingga menarik perhatian pengunjung lainnya.

Sampai akhirnya puisi itu ditutup dengan riuh tepuk tangan para peserta.

“Saya belum pernah menyaksikan penampilan puisi sebagus ini,” ungkap Ida Ayu Dian, salah satu peserta workshop asal Kota Gianyar.

Berawal dari pengalaman pribadinya yang mendapat beragam ‘gangguan’ dari Leak, semenjak usia 7,5 bulan Samar Gantang telah terbiasa dengan kondisi seperti itu karena pekarangan rumah yang ditempatinya dikenal cukup angker.

Entah itu sang istri ataupun cucu, serangan itu terus berdatangan. Kendati demikian, pengalaman hidup ini akhirnya menjadi harta karun inspirasi dalam menulis puisi dan buku.

Berkat karya-karyanya, berbagai negara telah berhasil Samar Gantang kunjungi guna menampilkan performa terbaiknya.

Baca: Create History! Paulo Sergio Bertekad Bawa Bali United Juara Liga

Baca: 6 Fakta Pernikahan Pasangan Lansia di Gunung Kidul, Mbah Kirman Buktikan Cinta Tak Kenal Usia

“Ya itulah saya, kekurangan saya itu kelebihan saya,” tuturnya sembari menunjukkan beberapa buku-buku karyanya.

Setelah penampilan itu usai, beberapa pertanyaan mulai dilontarkan peserta workshop.

Pertanyaan-pertanyaan itu dominan berasal dari kalangan orang dewasa, meskipun diantaranya cukup banyak muda-mudi yang duduk manis.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved