Layanan Inovasi Pertama di Provinsi Bali, Warga Binaan Lapas Bangli Video Call dengan Keluarga
Kabar gembira bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Pulau Dewata Bali. Kini mereka sudah dizinkan berkomunikasi dengan keluarga menggunakan pangg
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ady Sucipto
Khusus untuk WBP asing, diberikan kebijakan maksimal hingga pukul 17.00 Wita.
Setiap warga binaan mendapat layanan ini sekali sebulan dengan durasi panggilan selama 10 menit.
“Dalam pelaksanaannya para WBP didampingi oleh petugas jaga, isi pembicaraannya tercatat serta terdaftar sebelum menggunakan layanan tersebut. Maksud terdaftar yakni keluarga inti saja seperti istri sah WBP (yang) dibuktikan dengan KTP dan KK,” kata Arif.
Untuk menggunakan layanan ini, WBP wajib mendaftarkan diri serta memberikan data identitas keluarga yang hendak dihubungi. Oleh pihak Lapas data tersebut diverifikasi untuk memastikan hubungan kekeluargaan.
“Selain itu meminta nomor WA yang bisa dihubungi serta menginformasikan bahwa WBP yang bersangkutan akan melakukan panggilan melalui video call,” jelas Arif.
Arif menjamin seluruh warga binaan memiliki hak yang sama untuk mendapatkan layanan tersebut termasuk bagi terpidana kasus ‘Bali Nine’ Scott Rush.
Baca: Melihat Pengabdian Siswa SMKN 4 Bangli Antara Ketulusan dan Tradisi di Anoman Duta
Meski berlaku bagi seluruh WBP, lanjut Arif, untuk sementara pihaknya prioritaskan warga binaan yang jarang atau bahkan tidak pernah dikunjungi keluarganya.
Terutama WBP asal luar Bali mengacu pada database kunjungan,
Sedangkan Scott Rush, kata Arif, termasuk WBP yang sering dikunjungi keluarganya. Dalam sepekan, kunjungan bisa dua hingga tiga kali.
“Sebenarnya WBP yang keluarganya berada di Bali pun boleh menggunakan layanan ini. Tetapi kami lihat apakah yang bersangkutan tidak pernah atau sering dikunjungi keluarganya. Itu kami lakukan untuk sementara ini."
"Karena dari total 406 WBP di Lapas Narkotika, beberapa di antaranya berasal dari luar Bali. seperti Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Lombok, dan keluarga mereka jarang datang,” demikian Arif. (*)