Kios Cendera Mata di DTW Bedugul Tak Kunjung Buka, 17 Kios Disebut Sudah Disewakan ke Masyarakat
Kios yang dibangun dengan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp 1.3 miliar lebih itu masih tutup
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Irma Budiarti
Kios Cendera Mata di DTW Bedugul Tak Kunjung Buka, 17 Kios Disebut Sudah Disewakan ke Masyarakat
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Suasana di DTW Bedugul, Desa Batunya, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Bali tampak sepi, Rabu (17/7/2019).
Selain kawasan DTW yang belum dilakukan penataan, kini kios yang dibangun dengan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp 1.3 miliar lebih ini tak kunjung difungsikan.
Menurut pantauan, kios yang berjumlah 17 unit ini masih kosong.
Namun, salah satu kios justru disewakan kepada pekerja bangunan. Letaknya adalah kios nomor dua dari selatan.
Di sana setidaknya ada lima pekerja yang tinggal. Karena sedang mengerjakan proyek drainase di daerah setempat.
• Muncul di TV, Istri Pertama Ungkap Nama Asli Pablo Benua : Pablo Singkatan Pau Pau Bloon
• Jaring Desainer Muda Berbakat Bali, Wardah Sosialisasi WIYDC 2019 di ISI Denpasar
Kabid Objek dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata Tabanan, Ni Luh Putu Sri Ratnawati menyatakan kios cendera mata tersebut memang masih tutup.
Namun, seluruhnya yang berjumlah 17 unit tersebut sudah disewa oleh masyarakat setempat.
"Itu (kios-kios) sudah disewakan ke masyarakat setempat," kata Ratnawati, Rabu (17/7/2).
Ia melanjutkan, masyarakat menyewa kios-kios tersebut dalam waktu satu tahun atau selama tahun 2019.
• Cening Budiasih Optimistis Bali United Bawa Pulang Tiga Poin dari Kandang Persela Lamongan
• Proyek Shortcut 3 dan 4 Mulai Pengerukan, Hari Ini Diresmikan Koster dengan Peletakan Batu Pertama
Sehingga, ketika kios tersebut sudah disewakan, terserah si penyewa mau membuka atau menutup dagangannya.
"Jadi mereka sudah mengontrak satu tahun penuh. Tapi saya belum lihat apakah di dalamnya sudah ada isinya atau belum, karena kemarin saya ke sana kiosnya masih tutup," akunya.
Disinggung mengenai DTW yang masih belum optimal sehingga para pedagang belum mau membuka kios tersebut, Ratnawati menyatakan kemungkinan hal itu menjadi salah satu faktor.
Namun, para pedagang justru mengetahui kapan waktunya ditutup dan kapan waktunya dibuka.
"Para pedagang justru lebih tahu kapan waktunya ada tamu datang dan tidak," tandasnya.(*)