Semburan Belerang di Danau Batur Berangsur Normal, Peternak Ikan Belum Berani Beraktivitas
Semburan belerang di kawasan Danau Batur diakui berangsur normal, namun para peternak belum berani melakukan aktivitas penuh.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Sepekan pasca kematian ribuan ikan secara sporadis, semburan belerang di kawasan Danau Batur, Kintamani, Bangli, diakui berangsur normal.
Meski demikian, para peternak belum berani melakukan aktivitas penuh di Keramba Jaring apung (KJA), sebab dinilai semburan belerang belum normal sepenuhnya.
Hal ini dibenarkan oleh peternak ikan Banjar Seked, Desa Batur, Kintamani I Ketut Wania, Minggu (21/7/2019).
Kata dia, kondisi semburan belerang dari wilayah Seked ke arah Kedisan, hingga Abang Batudinding telah normal sejak pagi kemarin.
Informasi yang didapatkan, sambung Wania, semburan belerang sejak beberapa hari terakhir diketahui terjadi di wilayah Songan, tepatnya dekat pura Ulundanu.
Bahkan saking kerasnya semburan belerang, ikan liar di sekitar juga ikut mati.
"Terjadinya sejak lusa lalu. Di sana keras belerangnya sampai ikan liar juga ikut mati. Kemungkinan saat ini masih ada belerang, tapi informasinya sejak pagi sudah agak mereda," katanya.
Meski semburan belerang diakui telah mereda, Wania maupun peternak ikan sekitar belum berani kembali beraktifitas disekitar KJA.
Pemberian makan untuk ikan peliharaan, menurut Wania baru bisa dilakukan setelah aktivitas belerang di Danau Batur benar-benar normal. Tentunya dengan mempertimbangkan arah embusan angin juga.
"Untuk redanya hingga benar-benar normal, tidak bisa kami prediksi. Namun dengan melihat kondisi perairan tadi pagi, jika tetap sama hingga tiga atau empat hari kedepan, besar kemungkinan kami berani mendekat untuk pemberian pakan. Sebaliknya, jika embusan angin kembali diketahui datang dari arah selatan ke timur, terpaksa kami urungkan niat. Sebab pasti semburan belerang akan aktif kembali," ungkapnya.
Sistem Bioflok
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli, I Wayan Sukartana mengatakan pihaknya telah mengupayakan program percontohan budidaya ikan, dengan sistem bioflok.
Upaya ini dikatakan untuk mengantisipasi semburan belerang di Danau Batur yang merupakan kejadian tahunan.
Ia menjelaskan, budidaya ikan dengan sistem bioflok memiliki tempat di daratan. Sehingga nantinya peternak ikan tidak lagi memanfaatkan KJA yang berada di sekitar Danau Batur.
Sebab itu pula, upaya ini diyakini mampu meminimalisir potensi ikan terkena semburan belerang.
Kata dia, program ini telah dimasukkan ke dalam program jangka panjang rencana pengelolaan Danau Batur yang sumber anggarannya berasal dari pemerintah pusat.
"Anggarannya sebesar Rp 250 juta yang bersumber dari APBN. Kami harap, tahun 2020 nanti bisa terealisasi," tandasnya. (*)