Penampahan Galungan, 30 Warga Binaan Kirim Daging Babi dari Penjara untuk Keluarga di Rumah
Sebanyak 30 warga binaan Rutan Kelas II B Negara tampak semringah, Senin (22/7). Mereka nampah celeng bersama-sama untuk menyambut Hari Raya Galungan.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA -- Sebanyak 30 warga binaan Rutan Kelas II B Negara tampak semringah, Senin (22/7).
Mereka nampah celeng bersama-sama untuk menyambut Hari Raya Galungan.
Lima ekor babi dipotong kemudian dibagikan kepada warga binaan yang beragama Hindu.
Mereka semua tergabung dalam kelompok ternak babi.
Peternakan babi itu merupakan program pemberdayaan untuk warga binaan. Mereka menjadi kelompok mandiri untuk beternak babi.
Kepala Rutan Kelas II B Negara, Purniawal mengatakan, warga binaan non Hindu pun mendapat bagian.
Namun bukan daging babi. Melainkan berupa uang sebesar Rp 100 ribu hasil dari penjulan daging tersebut.
Daging babi dibagi kepada kelompok untuk dimasak di Rutan. Sisanya dijual ke petugas Rutan.
Namun karena daging melimpah, warga binaan memilih daging lima kilo itu diberikan kepada keluarganya.
"Jadi daging babi itu ada yang dijual ke pegawai Rutan. Sebagai prinsip keadilan maka uang itu diberikan juga ke umat non Hindu," ungkapnya.
Selain kelompok peternak babi, di dalam Rutan juga ada kelompok peternak ikan, ayam, kambing, sapi, dan burung.
Kata Purniawal, saat Idul Adha, maka prinsip yang sama akan dilakukan oleh peternak Muslim kepada non Muslim.
"Ya ini prinsip keadilan intinya. Jadi sama-sama merasakan. Untuk babi, warga Hindu. Untuk kambing, warga Muslim," ujarnya.
Purniawal mengatakan, kelompok ini diadakan sebagai bentuk untuk membuat warga binaan mandiri.
Jadi selepas dari hukuman, maka bisa menghidupi diri dengan beternak atau bekerja di peternakan.
"Sehingga selepas dari Rutan keahlian itu bisa dimanfaatkan di tengah-tengah masyarakat. Terkhusus memang kami mengucapkan selamat hari raya Galungan kepada seluruh umat Hindu yang merayakan," tuturnya. (made ardhiangga)