Berita Jembrana

SISWA SMP Diduga Dianiaya Oknum Kaling, Pukul Dada & Tuduh Korban Ikut Trek, Keluarga Tak Terima

Menurut informasi yang diperoleh, dugaan penganiayaan tersebut terjadi Sabtu (27/9) malam sekitar pukul 21.00 Wita.

Tribun Bali/Dwi S
ILUSTRASI - Seorang oknum kepala lingkungan (Kaling) di Jembrana dilaporkan polisi oleh warga. Sebab, Kaling tersebut diduga melakukan penganiayaan kepada seorang anak SMP berusia 14 tahun. Saat ini Polres Jembrana sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait hal tersebut.  

TRIBUN-BALI.COM - Seorang oknum kepala lingkungan (Kaling) di Jembrana dilaporkan polisi oleh warga. Sebab, Kaling tersebut diduga melakukan penganiayaan kepada seorang anak SMP berusia 14 tahun. Saat ini Polres Jembrana sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait hal tersebut. 

Menurut informasi yang diperoleh, dugaan penganiayaan tersebut terjadi Sabtu (27/9) malam sekitar pukul 21.00 Wita. Korban yang diketahui berasal dari Kecamatan Jembrana dan berisinial PO (14) ini awalnya datang ke GOR Kresna Jvara Jembrana hendak bermaksud menonton pertandingan bola voli. 

Namun, karena tak ada pertandingan, PO yang saat itu bersama kawannya bergegas pulang. Tak lama, atau saat tiba di TKP yakni sekitar 10 meter di timur dari sebuah pertigaan, ia tiba-tiba saja dicegat oknum Kaling tersebut. Saat itu, korban ditanya pelaku dan disebutkan menuduh anak SMP tersebut ikut trek-trekan. 

Baca juga: ALARM Banjir Dipasangi di 4 Sungai, Koster Salurkan Bantuan Bencana untuk Warga Tabanan dan Jembrana

Baca juga: PROYEK Amankila Residence & Alam Resort Dihentikan Sementara, Dokumen Perizinan Masih Proses!

Sejak itu, korban yang berusaha menghindar terus didesak oleh oknum tersebut bahkan mendorong sepeda motor korban hingga jatuh. Setelah itu, bogem mentah dilayangkan oleh oknum Kaling tersebut ke bagian dada korban hingga sesak. Ditambah lagi menjambak rambut korban secara berulang.

Ketika terjatuh, korban langsung lari untuk meminta pertolongan. Dia kemudian masuk ke sebuah toko busana adat di wilayah setempat. Namun, oknum Kaling tersebut justru tetap mengejar hingga masuk ke dalam toko busana. 

Di dalam toko, korban dijambak lagi hingga ditarik keluar toko dan bahkan disebut sempat ada ancaman pembunuhan. Setibanya di luar toko, korban diminta mendorong sepeda motor dalam keadaan mati. Saat itu, korban baru bernafas lega karena melihat salah satu warga yang dikenalnya dan meminta pertolongan.

"Disana, korban ini menyampaikan kepada warga tersebut tak ada ikut trek-trekan. Dan warga (bapak-bapak) kemudian berbincang dengan oknum Kaling tersebut mempertanyakan ihwal kejadian tersebut. Di sisi lain, korban menyempatkan diri menghubungi salah satu keluarganya yakni neneknya," ungkap salah satu kerabatnya, Kamis (2/10).

Menerima telpon dari cucunya, neneknya bergegas menuju lokasi kejadian. Saat menelpon, cucunya (korban) disebutkan sangat panik meminta tolong sembari menceritakan dugaan penganiayaan yang dialaminya. Setibanya di lokasi, sang nenek pun mempertanyakan ihwal kronologi yang terjadi kepada oknum Kaling tersebut, namun dia justru tak mengaku.

Karena khawatir dengan kondisi cucunya, korban dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk pengecekan. Mengingat, korban merasa sesak usai terkena bogem dari oknum tersebut.

Kemudian, kata dia, karena sempat masuk toko busana, nenek berinisiatif untuk mengecek rekaman CCTV. Hasil rekaman tersebut menunjukkan perbuatan oknum Kaling tersebut hingga akhirnya mengaku. 

"Ketika melihat CCTV baru dia (oknum Kaling) mengaku. Sejak awal, neneknya memang tak percaya cucunya ikut trek-trekan atau balap liar," jelasnya. 

Pihak keluarga menyatakan akan melanjutkan kasus tersebut ke ranah hukum. Sebab, perbuatan yang dilakukan oleh oknum Kaling tersebut sangat tidak pantas dan tidak berdasar. 

"Keluarga memutuskan melanjutkan kasus ini," ungkapnya. (mpa)

Polisi Lakukan Penyelidikan

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP I Made Suharta Wijaya mengakui sudah menerima informasi mengenai dugaan penganiayaan tersebut. Saat ini, pihaknya masih melakukan penyelidikan.

"Nggih, masih penyelidikan," tandasnya.

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved