Berita Jembrana

Duduk Perkara Oknum Kaling Diduga Aniaya Siswa SMP di Jembrana, Tak Berkilah Usai Lihat Rekaman CCTV

Seorang oknum kepala lingkungan (Kaling) di Jembrana dilaporkan polisi oleh warga. Sebab, Kaling tersebut diduga melakukan penganiayaan

Tribun Bali
Ilustrasi penganiayaan. 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Seorang oknum kepala lingkungan (Kaling) di Jembrana dilaporkan polisi oleh warga. Sebab, Kaling tersebut diduga melakukan penganiayaan kepada seorang anak SMP berusia 14 tahun.

Saat ini Polres Jembrana sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait hal tersebut. 

Menurut informasi yang diperoleh, dugaan penganiayaan tersebut terjadi Sabtu (27/9/2025) malam sekitar pukul 21.00 Wita. 

Baca juga: Pedagang Lumpia Legend yang Hilang Sering Linglung, Sebelumnya Sempat Ditemukan di Jembrana

Korban yang diketahui berasal dari Kecamatan Jembrana dan berisinial PO (14) ini awalnya datang ke GOR Kresna Jvara Jembrana hendak bermaksud menonton pertandingan bola voli. 

Namun, karena tak ada pertandingan, PO yang saat itu bersama kawannya bergegas pulang.

Tak lama, atau saat tiba di TKP yakni sekitar 10 meter di timur dari sebuah pertigaan, ia tiba-tiba saja dicegat oknum Kaling tersebut. Saat itu, korban ditanya pelaku dan disebutkan menuduh anak SMP tersebut ikut trek-trekan. 

Sejak itu, korban yang berusaha menghindar terus didesak oleh oknum tersebut bahkan mendorong sepeda motor korban hingga jatuh.

Setelah itu, bogem mentah dilayangkan oleh oknum Kaling tersebut ke bagian dada korban hingga sesak. Ditambah lagi menjambak rambut korban secara berulang.

Ketika terjatuh, korban langsung lari untuk meminta pertolongan.

Baca juga: Hendak Nonton Voli, Siswa SMP di Jembrana Diduga Dianiaya Oknum Kepala Lingkungan

Dia kemudian masuk ke sebuah toko busana adat di wilayah setempat. Namun, oknum Kaling tersebut justru tetap mengejar hingga masuk ke dalam toko busana. 

Di dalam toko, korban dijambak lagi hingga ditarik keluar toko dan bahkan disebut sempat ada ancaman pembunuhan.

Setibanya di luar toko, korban diminta mendorong sepeda motor dalam keadaan mati. Saat itu, korban baru bernafas lega karena melihat salah satu warga yang dikenalnya dan meminta pertolongan.

"Disana, korban ini menyampaikan kepada warga tersebut tak ada ikut trek-trekan. Dan warga (bapak-bapak) kemudian berbincang dengan oknum Kaling tersebut mempertanyakan ihwal kejadian tersebut. Di sisi lain, korban menyempatkan diri menghubungi salah satu keluarganya yakni neneknya," ungkap salah satu kerabatnya, Kamis (2/10).

Menerima telpon dari cucunya, neneknya bergegas menuju lokasi kejadian.

Saat menelpon, cucunya (korban) disebutkan sangat panik meminta tolong sembari menceritakan dugaan penganiayaan yang dialaminya.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved