Nasib Pilu Gede Redana Pasca-Tragedi Kecelakaan, Muncul Tumor Sekepal Tangan Berwarna Hitam di Perut
Gede Redana (35) terbaring di atas kasur tua di depan kamar kosnya, Rabu (14/8) sore. Di perutnya tampak seonggok daging sebesar kepalan tangan
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR -- Sejak mengalami kecelakaan lalu lintas tahun 2017, Redana tidak bisa bekerja lagi.
Sang istri menggantikan perannya mencari sesuap nasi.
Gede Redana (35) terbaring di atas kasur tua di depan kamar kosnya, Rabu (14/8) sore. Di perutnya tampak seonggok daging sebesar kepalan tangan berwarna hitam.
Tak jauh dari tempatnya, sang istri Putu Rika Trismayani (26) terlihat suntuk menjepret janur untuk membuat ceper.
Satu persatu potongan janur itu dijepretnya dan dirangkai membentuk segi empat.
Sejak dua tahun terakhir, ceper itulah yang menghidupi keluarga Trismayani bersama seorang suami, empat orang anak dan seorang ibu mertua.
Empat anaknya duduk di sekitarnya dan yang paling kecil yang baru berusia 6 bulan dipangku sang kakak yang kini tak sekolah lagi.
Sementara ibu dari Gede Redana duduk menemani anak yang lain.
Meski agak kesulitan, Gede Redana bangkit dari tidurnya sambil memegangi bagian perutnya.
Dengan raut muka yang agak kuyu, ia menyapa ramah Tribun Bali.
"Beginilah keadaan kami. Jika istri saya sudah menyerah maka saya tak bisa apa. Saya sudah tak bisa bekerja lagi," kata Redana yang duduk di sisi bawah kasur.
Pria asal Desa Bulian, Kubutambahan, Kabupaten Buleleng ini tinggal di sebuah kamar kos di Jalan Sedap Malam Gang Bugbugan No 9, Banjar Kedaton, Kesiman, Denpasar.
Sebelum mengalami kecelakaan lalu lintas tahun 2017, Redana bekerja di salah satu hotel di Sanur.
Namun, nasib membuatnya tak bisa bekerja lagi sejak kecelakaan itu.
Ketika kecelakaan, ia mengalami memar di perut. Beberapa hari menjalani perawatan di rumah sakit ia diizinkan pulang ke rumah.
Akan tetapi beberapa bulan berikutnya ia mengeluh sakit dan saat diraba ada benjolan pada perutnya.
"Saya ke rumah sakit Puri Raharja dan dibilang tumor. Saya belum percaya dan periksa ke Wangaya, dan dari pemeriksaan saya dibilang kena tumor ganas di usus besar," kata lelaki kelahiran November 1984 ini.
Ia pun dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar dan dioperasi bulan Oktober 2017. Saat operasi dari perutnya terdapat gumpalan daging sebesar telur bebek.
Beberapa bulan pascaoperasi, tepatnya Februari 2018 ia kembali menjalani operasi untuk membuat kolostomi karena anus tidak lancar.
Pada Oktober 2018 ia kembali menjalani operasi untuk penutupan kolostomi dan pembongkaran usus agar anusnya normal. Bahkan saat itu ia kehilangan pusarnya.
Pascaoperasi itu ia mengalami kesakitan dan kembali tumbuh daging yang semakin membesar. Itulah sebabnya Gede Redana merasa trauma menjalani operasi keempat kalinya.
Setelah itu ia terus melakukan kontrol. Akan tetapi sampai saat ini daging di perutnya belum bisa dioperasi.
Menurutnya ada beberapa alasan yang membuat operasi itu belum bisa terlaksana.
Pertama, tubuhnya terlalu kurus sehingga saat dioperasi tak ada daging di bagian tubuhnya yang bisa dipakai menutup bekas operasi.
Kedua, masih mencari dokter yang ahli penyakit tersebut dan melakukan penelitian apakah setelah dioperasi tak akan tumbuh daging lagi.
Kini ia hanya bisa diam di kosnya.
Bahkan untuk berjalan ia harus membungkukkan tubuhnya karena perutnya terasa seperti ditarik. (i putu supartika)