Kebakaran di Bali
Kios Ukir di Denkayu Baleran Mengwi Dilalap Si Jago Merah, Kerugian Ditaksir Rp 1,5 Miliar
Kios ukir bernama Widia Ukir di Banjar Denkayu Baleran, Desa Werdi Bhuana, Mengwi, Badung, Bali, dilalap si jago merah, Sabtu (17/8/2019).
Penulis: Ida A M Sadnyari | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Kios ukir bernama Widia Ukir di Banjar Denkayu Baleran, Desa Werdi Bhuana, Mengwi, Badung, Bali, dilalap si jago merah, Sabtu (17/8/2019).
Kadis Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Badung, I Wayan Wirya (53) yang datang langsung ke lokasi kejadian mengatakan menerjunkan 10 armada pemadam kebakaran dari Kabupaten Badung.
Selain itu, ada bantuan sebanyak 3 armada dari Kabupaten Tabanan.
“Kami sengaja mengerahkan banyak armada agar proses pemadaman lebih cepat sehingga tidak meluas ke bangunan yang ada di kiri, kanan dan belakang bangunan,” ungkapnya.
• Kisah Pilu Sopir Angkot Pergoki Istrinya Selingkuh, Dianiaya PIL yang Ternyata Masih Warga Sekampung
Lokasi yang terbakar saat ini sudah diblok sehingga api tidak menyebar ke lokasi lain.
“Yang terbakar adalah sebuah kios ukir, yang sebagian besar materialnya berupa kayu dan atap bangunannya dari asbes, sehingga mudah terbakar. Jika telat sepuluh menit saja, bisa jadi bangunan yang ada di sebelahnya ikut terbakar,” jelasnya.
Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut.
Namun, kebakaran ini mengakibatan aliran listrik di Banjar Umabian, Belayu padam sekitar 30 menit.
Wayan Lendra (45), pemilik kios ukir mengatakan kebakaran ini terjadi saat satu jam setelah kiosnya ditutup.
“Tadi saya tutup jam lima sore. Setelah itu jam 6 sore, ada telepon katanya kios saya terbakar. Saya langsung ke lokasi dan melihat api sudah besar dan menyebar di semua area kios,” papar pria asal Batannyuh, Belayu, Tabanan ini.
Tidak ada yang tersisa dari kebakaran tersebut, hanya puing-puing kayu yang tidak bisa dimanfaatkan lagi untuk membuat ukiran.
“Saya pasrah, sudah tidak ada lagi yang tersisa. Kalaupun ada, sudah tidak bisa dipakai. Yang terbakar ukiran pintu Bali dan bahan-bahannya. Sebagian besar adalah pesanan yang sudah siap kirim,”tutur Lendra.
Usaha ukir ini sudah berjalan sejak Tahun 2012 dan baru kali ini mengalami kebakaran.
Menurut pengamatannya saat tiba di lokasi, kobaran api awalnya membesar di sebelah barat di dalam bangunan, tepatnya di lokasi pengamplasan kayu.
Lokasi ini dekat dengan gardu listrik yang ada di luar (depan) kios tersebut.
“Saya melihat api paling besar awalnya di sebelah barat di lokasi pengamplasan kayu. Di luar kios ini ada gardu listrik. Penyebabnya memang belum tahu pasti, tapi kemungkinan karena korsleting listrik,” jelasnya.
Lendra mengatakan, akibat kebakaran kios ukir seluas 2 are ini, ia menderita kerugian sekitar Rp 1,5 Miliar. (*)