Internet Gratis Hanya Dinikmati di Ruang Guru, Siswa Harus Lesehan Cari Wi-Fi Keluar Kelas

Program internet gratis di sekolah di Kabupaten Badung dikeluhkan karena jaringannya yang lelet

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Irma Budiarti
Dokumen
Lesehan – Sejumlah siswa di Badung duduk di depan kelas saat laptop siswa akan dipasangi aplikasi perpustakaan digital. Internet Gratis Hanya Dinikmati di Ruang Guru, Siswa Harus Lesehan Cari Wi-Fi Keluar Kelas 

Internet Gratis Hanya Dinikmati di Ruang Guru, Siswa Harus Lesehan Cari Wi-Fi Keluar Kelas

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Program internet gratis di sekolah di Kabupaten Badung dikeluhkan karena jaringannya yang lelet.

Internet gratis yang dipasang di setiap sekolah ini jangkauannya hanya bisa dinikmati di seputaran ruang guru.

Sedangkan di ruang kelas sulit diakses.

Akibat kondisi ini, siswa harus lesehan di depan kelas maupun di depan ruangan guru agar dapat mengakses internet gratis tersebut.

Adanya kendala akses internet dalam program i-badung ini sudah disampaikan Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Badung, Ni Wayan Kristiani.

Menurutnya, jaringan internet hanya dapat diakses di ruang guru, padahal penanaman aplikasi di laptop siswa dilakukan di kelas dan ruang perpustakaan.

“Kalau dipakai barengan semua anak buka laptop tidak kuat internetnya. Mungkin harus diberikan alat untuk menguatkan sinyal, sehingga seluruh kelas terhubung Wi-Fi,” keluhnya, Jumat (20/9/2019).

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadiskominfo) Kabupaten Badung I Wayan Weda Dharmaja, tak menampik perihal tersebut.

Bahkan pihaknya mengaku telah berkordinasi dengan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan setempat guna mengatasi masalah tersebut.

“Saya sempat bicara dengan ibu kadis (Kadis Kearsipan dan Perpustakaan Badung –red), memang benar itu (akses internet tak sampai ke kelas), karena Wi-Fi dipasang di ruang guru,” ujarnya.

Bahkan Weda Dharmaja juga mengakui dengan pemasangan satu akses poin tidak akan mampu meng-cover seluruh ruang kelas, sehingga diperlukan penambahan alat penguat sinyal.

Ia juga menyadari bahwa satu akses poin hanya mampu memantulkan Wi-Fi dengan radius 50 meter.

"Satu akses mungkin tidak sampai ruang perpustakaan. Apalagi ruang perpus jauh dari ruang guru, sudah pasti tidak bisa," paparnya.

Birokrat asal Sembung, Mengwi itu menyarankan untuk Dinas Kearsipan dan Perpustakaan dan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga yang memerlukan akses poin di beberapa titik, ia menyarankan dinas terkait menambahkan akses poin saja.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved