Meski Zero Rabies Sejak 5 Tahun Lalu, Denpasar Tetap Waspada
Kasus rabies di Bali masih menjadi ancaman. Namun di Denpasar sejak lima tahun lalu sudah tak ada kasus rabies.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Kasus rabies di Bali masih menjadi ancaman.
Namun di Denpasar sejak lima tahun lalu sudah tak ada kasus rabies.
Walaupun demikian antisipasi tetap dilaksanakan.
Warga Denpasar tetap diminta waspada dan selalu melakukan langkah-langkah antisipasi.
Kadis Kesehatan Kota Denpasar, Luh Putu Sri Armini mengatakan untuk kasus pada manusia, Denpasar sudah mampu bebas sejak lima tahun lalu.
"Ini tidak didapat begitu saja. Ada tim yang selalu bergerak untuk memberikan penanganan cepat bila ada gigitan hewan penyebar rabies (HPR) pada orang," kata Sri Armini, Senin (1/10/2019).
Dalam hal ini pihaknya juga menggajak juru pantau jentik (Jumantik).
"Jumantik ini bukan saja memantau jentik nyamuk, tapi juga melaporkan bila ada kasus gigitan di masyarakat," katanya.
• Hari Kesaktian Pancasila, Bupati Anas: Nilai-Nilai Pancasila Harus Ditanamkan Sejak Dini
• Misteri Menara Saidah Tak Berpenghuni 10 Tahun, Gedung Miring Hingga Ojol Dapat Orderan Fiktif
Pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama yang memelihara HPR dan memberikan vaksin rabies.
Sedangkan untuk vaksin anti rabies bagi manusia juga tersedia cukup.
Bahkan, di Denpasar ada tiga tempat yang penyedia vaksin anti rabies (VAR).
Ketiganya yakni 24 jam di RSUD Wangaya dan RS Sanglah, serta Puskesmas II Denpasar Selatan yang buka pada jam kerja.
"Bagi masyarakat yang digigit anjing, segera datang ke puskesmas untuk mendapat penanganan, seperti vaksin. Ini didapat dengan gratis," kata Sri Armini.
Sementara itu, Kadis Pertanian Kota Denpasar I Gede Ambara Putra juga mengakui bila kasus rabies di wilayahnya sudah berhasil ditangani dengan baik.
Buktinya, sejak lima tahun lalu, kasus rabies pada hewan sudah bisa ditangani.
"Upaya ini terus kami lakukan dengan memberikan vaksin serta kegiatan lainnya untuk meminimalkan kasus rabies," kata Ambara.
• Kisah Kelam Pasca Tragedi G30S, Pengakuan Burhan Kampak dalam Dalih Pembunuhan Massal 1965
• Mengajak Siswa SLB Negeri 1 Denpasar Giat Menabung Dan Menulis Berita
Ia juga meminta kepada masyarakat yang membawa anjing dari luar Denpasar ke wilayah Denpasar harus melapor ke Dinas Pertanian Kota Denpasar.
Hal ini untuk menghindari virus rabies jika seandainya anjing tersebut terkena rabies.
Setelah masyarakat melapor, maka pihaknya akan segera memberikan anjing tersebut vaksin.
"Bisa melapor langsung ke Dinas Pertanian, atau bisa juga lewat telepon, nanti tim kami akan langsung turun ke rumah warga tersebut untuk memeberikan vaksin," kata Ambara.
Ia juga mengajak masyarakat untuk ikut berperan aktif agar tak ada rabies di Kota Denpasar.
Jika masyarakat menemukan anjing liar diminta untuk melapor juga ke Dinas Pertanian agar segera memperoleh vaksin rabies.
• Solar Sempat Langka di Bali, Ini Penyebabnya
• TRIBUN WIKI - 10 Lagu Bali Lawas yang Masih Hits hingga Kini
"Kami juga edukasi masyarakat supaya kalau ada anjing liar lapor ke Dinas. Kami mengajak masyarakat dan LSM menjaga agar Denpasar bebas rabies, karena kalau ada rabies di Denpasar akan mengganggu semua hal termasuk ekonomi, maupun pariwisata," katanya.
Saat ini pihaknya mengaku tengah fokus melakukan vaksinasi anjing, utamanya anjing lokal baik yang liar maupun diliarkan.
Sementara itu untuk kucing, jika ada yang ingin mendapat vaksin rabies bisa langsung menghubungi Dinas Pertanian.
"Kalau mau dapat vaksin rabies untuk kucing bisa telepon atau langsung bawa kucingnya ke dinas," paparnya.
Untuk tahun 2019 ini, pihaknya mengatakan jumlah populasi anjing yang terdata sebanyak 97.522 ekor.
Sebarannya yakni, Denpasar Selatan 26.350 ekor, Denpasar Barat 22.551 ekor, Denpasar Utara 27.940 ekor, dan Denpasar Timur 20.681 ekor. (*)