Malam Dipijat & Dicium Sang Anak, Pagi-pagi Diminta Lihat Jasad oleh Polisi dan Dibekali Rp 10 juta
Dia tidak ingat jelas isi suratnya. Namun, yang dia ingat surat itu berisi keterangan bahwa Yudi meninggal karena asma.
Malamnya Dipijat & Dicium Sang Anak, Pagi-pagi Diminta Lihat Jasad oleh Polisi dan Dibekali Rp 10 juta
Cerita Malam Terakhir Maulana Suryadi hingga Tewas di Tengah Kerusuhan di Sekitar DPR. Dalam perjalanan, Maspupah terkejut ketika polisi malah mampir ke rumah makan untuk mengisi perut. Tidak hanya itu, dia juga dipanggil kedalam kamar oleh seorang polisi. Dia memberikan amplop dengan uang sebesar Rp 10 juta kepada Maspupah.
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Tanggal 25 September 2019 malam, Maulana Suryadi tidak seperti biasanya.
Dengan sedikit manja, dia memijit-mijit punggung ibunya, Maspupah (50) yang sedang rebahan di depan televisi.
Sembari memijit, pria 24 tahun ini memohon-memohon kepada sang ibu untuk mengizinkan menonton demonstrasi di sekitar gedung DPR, Jakarta, malam itu.
"Iya minta izin katanya mau demo. 'Ngapain demo, nggak ada kerjaan demo-demo,' kata saya," ujar Maspupah saat ditemui di rumahnya di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (3/10/2019).
Namun, imbauan sang ibu tidak dipedulikannya. Dia tetap ingin ikut demonstrasi yang malam itu tengah dalam kondisi rusuh.
Dengan izin yang setengah direstui ibu, dia berangkat.
Sebelumnya berangkat, pria yang akrab disapa Yadi ini mencium tangan ibunya dua kali.
Maspupah mengaku perilaku anak pertamanya itu tampak aneh.
Yadi kemudian menuju jembatan Slipi, Jakarta Barat.
Tidak ada firasat aneh yang dirasa Maspupah kala itu.
Namun siapa sangka, tanganya tidak akan dicium Yadi lagi.
Begitu pula dengan pijatan di punggung.
Rupanya, saat itu malam terakhir Yadi hidup.
• Saat Badai Menerjang, Windi Melahirkan di Gubuk Reyot Pengungsian Tanpa Bantuan Medis
• Hamil Muda, Siswi SMA Bingung Siapa Menghamilinya, Orangtua Korban Minta 2 Lelaki Tanggung Jawab
• Hamil 6 Bulan, Gea Nekat Telan 16 Pil Aborsi, Janin Dibungkus Rok SMA lalu Dibuang