Rp 10 Juta dari Polisi 'Plus' Tanda Tangan di Materai untuk Keluarga Korban Tewas Saat Demo di DPR

Jadi, ibu kandung (Maspupah) sudah melihat jenazahnya. Yang bersangkutan melihat tidak ada lebam-lebam.

Editor: Rizki Laelani
KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono 

Menurut Edy hal itu dapat terjadi karena proses pembekuan darah tidak aktif.

Sehingga biasanya, lubang yang ada pada jasad manusia ditutup dengan kapas agar darah tersebut tidak keluar.

"Oleh sebab itu, semua jenazah dilakukan penutupan pada lubang-lubang yang ada di seluruh jasadnya dengan kapas, biasanya padat dan banyak," tutur Edi.

Sehingga, menurutnya terdapat kemungkinan darah yang terdapat pada kain kafan yang membungkus jasad Maulana disebabkan penutupan kapas pada lubang yang tidak dipasang dengan benar.

"Bila jasad seseorang tidak diformalin dan penutupan dengan kapas yang kurang pas. Maka, memungkinkan akan terjadi seperti itu," pungkas Edy.

Tak ada tanda kekerasan

Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Kombes Pol Edy Purnomo mengatakan pihaknya tidak menemukan adanya bekas tanda penganiayaan di tubuh Maulana Suyadi alias Yadi.

Menurut Edy Purnomo jasad Yadi dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Kamis (25/9/2019).

"Tidak ada (tanda kekerasan pada tubuh korban)," kata Edy saat dikonfirmasi, Jumat (4/10/2019).

Namun, Edi tak mengungkapkan bagaimana hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap tubuh korban.

Ia hanya menyebut bahwa dari hasil pemeriksaan, korban diduga meninggal karena sesak nafas.

"Iya (karena sesak nafas)," ujarnya. (*)

Artikel ini ditulis Fahdi Fahlevi telah tayang di Tribunnews.com

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved