Terungkap, Teroris JAD Miliki KTP Bali, Bahkan Dua Anaknya Lahir di Pulau Dewata

Terungkap, Teroris JAD Miliki KTP Bali, Bahkan Dua Anaknya Lahir di Pulau Dewata

Penulis: Rino Gale | Editor: Aloisius H Manggol
Kolase Tribun Bali/Tribun Jakarta/Surya
Ilustrasi teroris. 

Sebelumnya, Kapolda Bali, Irjen Pol Dr. Petrus R. Golose menyampaikan setelah peristiwa penusukan MenkoPolhukam Wiranto di Pandeglang, Banten, langsung menggelar pertemuan dengan pejabat utama Polda Bali.

“Pada waktu kejadian yang terjadi (penusukan Wiranto) yang kita tahu bersama itu dilakukan oleh kelompok yang berada di jaringan Banten.

Saya juga berdiskusi kita dari pemantauan kita yang ada semuanya kita sudah memantau (pergerakan dua terduga teroris yang dibekuk),” imbuh Irjen Petrus Golose, Sabtu (12/10/2019) di Lapangan Tembak Brimobda Bali.

Perwira dengan dua bintang di pundak ini menambahkan pihaknya selalu responsif bukan hanya defensif dan pemantauan terus dilakukan Kepolisian.

“Sebenarnya target (AT dan ZIA) sudah kita pantau. Karena mereka akan meninggalkan Pulau Bali sehingga kita melakukan apa yang disebut read planning and execution (penangkapan). Itu dilakukan pada pukul 2.35 Wita dua hari yang lalu pada waktu pagi hari,” ungkap Irjen Petrus Golose.

Kenapa diamankan atau ditangkap?

Mantan Deputi Bidang Kerja Sama Internasional BNPT ini menyampaikan penangkapan dilakukan karena jaringannya (Abu Rara dan Istri) melakukan hal yang tidak bisa di tolerir (penusukan terhadap Wiranto).

“Sekarang kita melakukan tindakan itu tentunya yang disebut dengan preemptive strike. Kita melakukan kegiatan preventif, pre-emptive untuk mencegah kelompok-kelompok ini untuk melakukan tindakan (tindakan serupa maupun lebih),” ungkapnya.

Dari hasil pemantauan Polda Bali keduanya ini sudah lama tinggal di Pulau Dewata.

“Sudah beberapa lama sebenarnya mereka (tinggal di Bali) dan semuanya satu jaringan. Hasil pemantauan selama mereka tidak melakukan kegiatan yang tentunya mengganggu warga Bali. Biarkanlah kami (Polisi) yang tidak tidur kalian (warga Bali) yang tidur,” tegasnya.

Irjen Petrus Golose kembali menegaskan, tetapi begitu Negara terusik kami juga harus muncul sebagai penjaga martabat negara.

Di samping polisi melayani masyarakat, kepolisian juga harus menjaga martabat negara dari orang-orang seperti ini.

Saat disinggung mengenai amaliah yang akan dilakukan AT dan ZAI di mana? Kapolda Bali mengatakan dari hasil pemantauan dan hasil pemeriksaan, mereka akan melakukan.

Tetapi kan yang bersangkutan diawasi sehingga pada waktu selnya (jaringan mereka) bergerak. Kami juga tidak mau ambil risiko tetapi selama tidak melakukan kegiatan.

“Sekali lagi hampir setiap agama ada radikalnya. Keyakinan yang kuat pertaining to the road, tapi pada waktu memasuki rambu-rambu yang menjaga adalah kami-kami ini bekerja sama tentunya dengan stakeholders yang lain termasuk TNI,” papar Irjen Petrus Golose.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved