Belajar dari Pengalaman Sukses Mantan CEO Starbucks, Orang Biasa yang Miliki Banyak Kekurangan

"Saya tidak punya gelar MBA. Saya tidak pergi ke sekolah Ivy League. Saya hanya orang biasa seperti kamu yang punya mimpi

KOMPAS/ANDREAS MARYOTO
Howard Schultz, Mantan CEO Starbucks 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Starbucks adalah kedai kopi paling laris di dunia. Saat ini, Starbucks telah memiliki kapitalisasi pasar lebih dari 100 miliar dollar AS.

Mantan CEO Starbucks, Howard Schultz, yang menjadi kekuatan pendorong Starbucks selama lebih dari 3 dekade telah memiliki kekayaan bersih lebih dari 4 miliar dollar AS.

Kendati demikian, Schultz sama seperti manusia kebanyakan saat membangun bisnis. Dia penuh ragu-ragu saat hendak merintis usaha kopinya itu.

Dia pun memiliki banyak kekurangan, termasuk gelar akademis.

"Saya tidak punya gelar MBA. Saya tidak pergi ke sekolah Ivy League. Saya hanya orang biasa seperti kamu yang punya mimpi untuk mencoba dan membangun perusahaan yang hebat dan bertahan lama," kata Howard Schultz dikutip CNBC, Jumat (25/10/2019).

Benarkah Kurang Tidur Dapat Memicu Nafsu Makan Berlebih?

Gawat, Jelang Bali United Lawan Barito Putera, Brwa Nouri Cedera

Schultz meyakini dirinya punya kesempatan yang sama seperti orang lain untuk menggapai mimpi-mimpinya.

Schultz bukan juga berasal dari keluarga kaya. Ia tumbuh dan tinggal di perumahan umum yang terletak di Brooklyn, New York.

Namun pada 1987, ia berani membeli satu waralaba kopi Seattle seharga 3,8 juta dollar AS. Itu pun setelah ia berhasil mendapat beberapa investor.

Salah satu investornya adalah ayah dari pendiri Mircosoft, Bill Gates.

Lantas Schulz mampu menumbuhkan 11 toko menjadi lebih dari 3.500 lokasi di lebih dari 75 negara.

Mengapa Schulz bisa sukses seperti itu?

Dia punya satu sifat yang membedakannya dengan orang lain. Satu-satunya perbedaannya dengan kebanyakan orang adalah terus berjuang melawan keraguan diri dan berani melompat lebih dulu.

Dia bilang, hal wajar bila seseorang memiliki keraguan, termasuk keraguan mengembangkan bisnis atau memulai usaha.

Siapkan Koalisi Partai, AMD Maju Pilwali Kota Denpasar, Jalin Silaturahmi dengan BNN Bali

Miliki Sabu dan Ekstasi, Yudhitama Divonis 12 Tahun Penjara

Namun bagi Schulz, keraguan tak bisa jadi alasan untuk tak mencoba hal baru. Sebab tuturnya, tidak akan pernah ada momen yang tepat bila keraguan membuat takut seseorang melakukan segala sesuatu.

"Tidak akan ada momen, waktu, atau formula ajaib yang akan membantu Anda memulai usaha bila Anda ragu melakukan apa yang Anda inginkan. Anda hanya perlu melakukannya secara disiplin dan perhatian penuh," kata Schultz.

"Tidak ada resep sukses, tidak ada mentor, dan tidak ada alat utama untuk membuat Anda sukses, selain keberanian dan keyakinan Anda sendiri untuk mewujudkan ide yang telah Anda buat," imbuhnya.

Schultz pun memuji keberhasilannya membangun Starbucks atas tekadnya yang kuat dan kegigihan yang tak tergoyahkan.

Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Stadion Dipta Masuk Daftar Venue, Apa yang Harus Dilakukan?

"Aku menghendaki hal itu terjadi. Aku menaruh hidupku di tanganku, belajar dari siapa pun yang aku bisa, meraih peluang apa yang aku bisa, dan membentuk langkah demi langkah demi kesuksesanku," ucapnya.

Schultz tahu, kewirausahaan memang bukan untuk semua orang. Tapi setidaknya, kata dia, semua orang harus menjalani kehidupan semaksimal mungkin sehingga tidak menyesal kemudian hari.

“Anda harus menemukan posisi Anda dalam kehidupan. Tetapi jika jiwa kewirausahaan ada dalam darah Anda, maka melompatlah (beranilah ambil keputusan)," ujarnya lagi. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kunci Sukses Mantan CEO Starbucks, Melawan Keraguan Diri"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved