Duka dan Tangis Ibunda Christiano Korban Tenggelam di Sungai Adat Baduy: Ayo Nak Bangun
Suasana haru dan rintihan suara isak tangis Ridama Malau mewarnai rumah duka dari almarhum Christiano Arthur Immanuel Rumahobo, Sabtu (26/10/2019).
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Suasana haru dan rintihan suara isak tangis Ridama Malau mewarnai rumah duka dari almarhum Christiano Arthur Immanuel Rumahobo, Sabtu (26/10/2019).
Rumah di Jalan Pertanian Utara, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, sudah disesaki oleh para pelayat yang ingin memberikan penghormatan terakhirnya kepada almarhum.
Christiano menjadi satu diantara lima korban tenggelam di kawasan wisata adat Baduy, Kabupaten Lebak, Banten beberapa waktu lalu.
Jenazah Christian baru saja sampai di rumah duka pada Sabtu pagi ini setelah jenazahnya dan empat teman lainnya diotopsi di RSUD dr Adjidarmo Rangkasbitung.
Ibunda Christian, Ridama Malau, tampak berada di samping anaknya.
Ia tampak menangisi kepergian anak bungsunya itu.
Ridama bahkan terus menciumi anaknya sambil menangisi kepergian anaknya. Ia seolah tak percaya bahwa takdir memisahkah ia dan anak kesayangannya itu.
Meski terus menangis, Ridama turut menyalami satu per satu tamu yang terus berdatangan.
Saat disalami dan dipeluk oleh rekannya, Ridama pun tak dapat lagi membendung air mata.
Ia pun dengan suara serak berteriak "kasihan anakku sudah tidak ada, ikutkah aku nak. Amang ikutlah aku ya,” ujar Ridama sambil menangis kejar, Sabtu.
Pelayat ikut terharu
Hal itu sontak membuat orang yang hadir datang melayat langsung terharu mengundang empati hingga ada yang ikut meneteskan air mata.
Ridama terus menepuk-nepuk wajah mendiang anaknya yang berbaring di tempat tidur.
“Amang, bangun yuk ayo, sini sama mama amang bangunlah dulu kau jangan kau tinggali mama,” kata Rudama.
Ia mengatakan, anaknya meninggal lantaran menolong temannya yang hendak kecebur di dalam kolam. Namun, nahasnya anaknya ikut tercebur ke kolam itu.