Desa Penglipuran dan Desa Pemuteran Masuk Top 100 Desa Wisata Mendunia, Begini Keseruan di Desa Ini

Baru-baru ini empat desa wisata masuk Top 100 Destinasi Berkelanjutan Dunia atau Sustainable Destinations Top 100.

Editor: Meika Pestaria Tumanggor
TRIBUN BALI/muhammad FREDEY MERCURY
Ramai - Suasana di objek wisata Desa Penglipuran belum lama ini. Sejumlah obyek wisata bakal dinaikkan biaya masuknya pada tahun 2020 mendatang. 

Hal lain yang tak kalah uniknya adalah aturan tidak memperbolehkan kendaraan mobil atau motor masuk ke dalam desa.

Sehingga kendaraan bahkan milik penduduk desa harus diparkir di lahan parkir.

Sementara untuk aturan adat, masyarakat di sana melarang laki-laki memiliki istri lebih dari satu.

Tak perlu khawatir untuk datang ke sana, sebab masyarakat di sana terkenal ramah wisatawan.

Bahkan tak jarang mereka menawarkan wisatawan untuk mampir masuk ke dalam rumah.

Asalkan tentu saja sebagai wisatawan, jagalah ketenangan dan perilaku, mengingat lokasi tersebut adalah tempat tinggal penduduk.

2. Desa Pemuteran, Bali

Dahulu, Desa Pemuteran dikenal sebagai desa yang kumuh.

Desa yang berada di tanjung ini terkenal dengan para nelayan yang menangkap ikan dengan bom dan potas.

Mereka tidak ada pilihan lain untuk menjalani mata pencaharian.

Namun atas inisiasi Ketua Yayasan Karang Lestari, I Gusti Agung Prana, yang melihat potensi tersembunyi di balik kehancuran karang laut, Desa Pemuteran mulai mengembangkan destinasi wisata yang terletak di tanjung.

Munculah Pantai Pemuteran yang layak kamu kunjungi di Desa Pemuteran.

Singkat cerita, ia mencoba merehabilitasi sumber daya manusia di Desa Pemuteran untuk tidak merusak alam.

Usaha tersebut berbuah manis.

Ikan-ikan mulai mencium kehadiran terumbu karang.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved