Senator Bali

Senator Bambang Bicara RUU Provinsi Bali di Forum MD KAHMI Badung, Singgung Otsus

RUU Provinsi Bali ini tidak untuk membuat Bali menjadi wilayah dengan otonomi khusus atau Otsus seperti Aceh dan Papua.

Penulis: Ragil Armando | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN BALI/RAGIL ARMANDO
Senator DPD RI Dapil Bali, H Bambang Santoso 

Senator Bambang Bicara RUU Provinsi Bali di Forum MD KAHMI Badung, Singgung Otsus

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Senator DPD RI Dapil Bali, H Bambang Santoso Rancangan Undang-undang (RUU) Provinsi Bali.

Hal ini disampaikannya di sela-sela dialog kebangsaan "Menjaga Marwah Sumpah Pemuda untuk Merawat Kebhinekaan Persatuan dan Kesatuan NKRI" yang digelar KAHMI Badung di Gedung DPD RI Bali, Denpasar, Kamis (31/10/2019).

Bambang mengungkapkan RUU Provinsi Bali memliki semangat kesetaraan dan nilai-nilai pluralisme yang besar.

Namun, pihaknya tetap akan melakukan kajian terhadap beberapa poin di RUU tersebut.

"Sesuai dengan hasil konsultasi dengan Bapak Gubernur, kami akan meninjau seberapa jauh tahapannya dan telaah lebih jauh isinya, yang jelas semangatnya Kebinekaan dan Keindonesiaan," jelasnya.

Ia pun menegaskan bahwa RUU Provinsi Bali ini tidak untuk membuat Bali menjadi wilayah dengan otonomi khusus atau Otsus seperti Aceh dan Papua.

Apalagi, menurut dia Gubernur Wayan Koster tidak memiliki tujuan terkait itu.

"Bapak Gubernur tidak ingin otonomi khusus, UU ini bertujuan agar lebih mandiri," tegasnya.

Di sisi lain, dalam dialog kebangsaan yang dihelat untuk memperingati Sumpah Pemuda.

KAHMI Badung mengundang beberapa pembicara, diantaranya, Senator DPD RI Dapil Bali, H. Bambang Santoso, Ketua KNPI Bali, Nyoman Gede Antaguna, Akdemisi Undiknas Denpasar, Dr. Nyoman Subanda.

Bambang menyampaikan pentingnya memaknai kembali Sumpah Pemuda demi kemajuan Indonesia sebagai bangsa

"Sumpah pemuda merefleksikan persatuan. Skill, power, kreatif harus melekatkan dalam diri pemuda. Sehingga sumpah pemuda itu kita dorong untuk meraih kemajuan dan keadilan sehingga kita memiliki marwah bangsa yang tinggi," paparnya.

Ia juga menekankan dalam dialog ini, marwah kebangsaan tidak lagi melihat perbedaan Suku, Ras dan Agama atau SARA. "Kita tidak melihat lagi dari suku ini, bangsa ini, karena semangat kebangsaan merupakan semangat kebangsaan, semangat untuk makmur bersama," jelas Bambang. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved