Lomba Teater Modern di Festival Seni Bali Jani Tak Dapat Respon Masyarakat
Dwitiya menyoroti masih kurangnya apresiasi masyarakat untuk menyaksikan lomba teater modern.
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Kander Turnip
"Kami sangat berharap Festival Seni Bali Jani dapat menjadi program unggulan dan wadah bagi pelajar dan mahasiswa yang bergelut di sastra, jangan sampai sastra modern di Bali diam di tempat," ucapnya.
Selain Dwitya, terdapat dua juri lainnya yakni Ketut Yuliarsa seorang dramawan yang banyak berkiprah di Australia dan Ngurah Arya Dimas Hendratno dari Sanggar Sastra Jatijagat Kampung Puisi.
Sementara itu, Kadisbud Bali I Wayan 'Kun' Adnyana mengatakan, lewat lomba teater modern FSBJ 2019 yang dilaksanakan dari 29 Oktober hingga 5 November mendatang itu untuk menjaga orientasi kaum milenial ke hal positif sebagai agen pemajuan kebudayaan.
"Lomba teater modern untuk komunitas atau sanggar SMA/SMK dan mahasiswa ini bertujuan untuk menemukan bakat-bakat pemain, penulis naskah, maupun sutradara teater," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan "Kun" Adnyana, di Denpasar, Jumat.
Tidak tanggung-tanggung, pihaknya menyiapkan hadiah uang tunai total hingga Rp 36 juta bagi para pemenang dalam lomba teater modern tersebut.
Komunitas atau sanggar teater yang meraih juara I berhak membawa pulang hadiah uang tunai Rp 10 juta, juara II (Rp 8 juta), dan juara III (Rp 6 juta).
Tiga pemenang harapan akan mendapatkan hadiah uang tunai masing-masing Rp 3 juta.
Demikian juga telah disiapkan hadiah uang tunai untuk sutradara terbaik, aktor/aktris terbaik, dan penata artistik terbaik masing-masing Rp 1 juta untuk tiap kategori. (*)