Sampah Berserakan Kepung Wajah Kota Bangli, 16 Ton Terkumpul Setelah Hujan Deras
Selain longsor, banjir, bangunan roboh, dan pohon tumbang, hujan juga membuat permasalahan sampah mulai kelihatan.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Hujan akhirnya turun di sejumlah wilayah di Bali secara merata sejak, Sabtu (2/11/2019) malam.
Selain longsor, banjir, bangunan roboh, dan pohon tumbang, hujan juga membuat permasalahan sampah mulai kelihatan.
Di depan kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangli, contohynya.
Berdasarkan pantauan Tribun Bali, dampak hujan deras menyebabkan sampah disertai lumpur meluber dari selokan sebelah selatan Kantor BNI Bangli hingga depan kantor Pemkab Bangli.
Dampak yang sama juga terjadi di selatan Lapangan Kapten Mudita, tepatnya di Jalan lettu Lila.
Air selokan dan lumpur lama mengendap lantaran tidak ada saluran pembuangan dibawah trotoar.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangli, Ida Ayu Gede Yudi Sutha mengatakan, pihaknya sudah mulai bekerja memungut sampah sejak pukul 03.00 Wita.
Upaya tersebut merupakan tindak lanjut dari laporan masyarakat. Petugas setidaknya mengumpulkan sampah sebanyak 16 meter kubik.
“Ada sejumlah titik sampah yang mengendap di jalan. Namun sumbernya hanya satu, yakni dari selokan dekat kantor BNI. Untuk di depan SPBU Kota Bangli, dekat SMA 1 Bangli maupun di Tamanbali tidak ada. Untuk pengangkutan sampah ini kami menggunakan dua unit armada truk,” katanya, Minggu (3/11/2019).
Kata Dayu Yudi, melubernya selokan di titik tersebut lantaran jalur selokan yang mengarah ke SMAN 1 ditutup.
Di samping juga akibat sampah yang menyumbat. Upaya pengangkutan sampah sisa banjir diakui sempat dihentikan sejenak lantaran petugas kebersihan harus melaksanakan tugas rutin.
“Intinya hari ini sampah sisa banjir semuanya wajib terangkut,” ucapnya.
Kejadian ini tidak terlepas dari masyarakat yang membuang sampah sembarangan.
Pihaknya tidak memungkiri kejadian serupa akan terjadi mengingat saat ini memasuki musim hujan.
Untuk itu, Dayu Yudi menegaskan akan mesiagakan satu unit armada truk pengangkut sampah untuk proses penanganan cepat.
“Sementara hanya satu armada truk yang kami siagakan dengan total personel 10 hingga 12 orang. Harapan kami upaya penanganan sampah saat ini bisa dilakukan secara tim. Sebab ulah oknum tersebut sudah diatur dalam perda. Selain itu fungsi selokan juga tidak kalah penting untuk dilakukan pengecekan. Apakah ada penyumbatan, atau hal lainnya,” tandas dia.
Tembok Roboh
Hujan juga menyebabkan tembok rumah warga jebol.
Tembok rumah yang jebol berada tepat diselatan Kantor BNI Bangli. Jebolnya tembok diketahui sekitar pukul 01.00 dini hari, kemarin.
Kata pemilik rumah, jebolnya tembok karena tidak kuat menahan derasnya air hujan yang datang dari utara.
“Ini airnya kiriman dari utara, dari hulu,” kata pemilik rumah yang mengaku bernama Cintya ini.
Tembok yang jebol diperkirakan mencapai 18 meter dengan estimasi kerugian mencapai Rp 15 juta.
Kondisi ini menyebabkan air selokan masuk ke dalam rumah, hingga sejumlah kamar dengan ketinggian mencapai 50 sentimeter dari jalan setapak.
Selain air, sampah dan lumpur juga ikut masuk ke pekarangan rumah.
“Lumpurnya ada setebal 10 sentimeter. Ini dikarenakan saat kejadian pintu pagar dalam posisi tertutup. Saya langsung beri tahu keluarga yang lain untuk membantu membuka pintu, dan gotong royong mengeluarkan sampah-sampah ini,” ucapnya.
Selokan Tertutup
Derasnya tekanan air hingga membuat tembok rumah warga jebol disinyalir akibat selokan ditutup dengan jaring besi oleh pihak Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Kawasan Pemukiman (PUPRKim) Bangli.
Dengan kondisi yang terjadi saat ini, Cintya tidak menampik rumahnya akan kembali kemasukan air jika terjadi hujan deras lagi.
Ia berharap pemerintah segera mengambil tindakan.
“Harapan kami agar jaringnya itu dilepas saja. Dari Tata Kota (Dinas Lingkungan Hidup) kan suda beberapa kali nelfon ke Dinas PU. Tapi PU ada pertimbangan lain, entah apa alasannya. Padahal gorong-gorong itu besar, berapa miliar saat itu habis untuk pembuatan gorong-gorong,” katanya.
Sekretaris Dinas PUPRKim Bangli, I Made Soma saat dikonfirmasi Tribun Bali belum menjawab telepon. (*)