Djaduk Ferianto Tutup Usia, Ini Karya-Karya Luar Biasa yang Ditinggalkan

Djaduk pernah mendirikan Kelompok Rheze yang tahun 1978 pernah dinobatkan sebagai Juara I Musik Humor tingkat Nasional.

Editor: Meika Pestaria Tumanggor
Kolase TribunStyle.com/ Instagram @catatanevent
Selamat jalan Djaduk Ferianto 

TRIBUN-BALI.COM - Adik seniman Butet Kartaredjasa, Djaduk Ferianto tutup usia pada Rabu, (13/11/2019), pukul 02.30 WIB.

Aktor dan musisi Indonesia, yang  memiliki nama lengkap Gregorius Djaduk Ferianto lahir di Yogyakarta pada 19 Juli 1964.

Djaduk sudah akrab dengan dunia seni mulai sejak kecil.

Ia adalah putra bungsu dari Bagong Kussudiardja yang merupakan koreografer dan pelukis senior Indonesia.

Dimulai ketika ia berusia enam tahun aktif dalam kegiatan menari di Pusat Latihan Tari Bagong Kussudiardjo yang tak lain adalah milih ayahnya sendiri.

Djaduk mengenyam pendidikan di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, ia mengambil jurusan Seni Rupa dan Desain.

Kabar Duka, Djaduk Ferianto Meninggal Dunia, Dimakamkan Siang Ini

7 Gejala Penyakit Jantung yang Sering Diabaikan, Termasuk Kelelahan

Tak Selalu Ditandai Sakit di Dada, Kondisi Umum Ini Perlu Diwaspadai Sebagai Gejala Penyakit Jantung

Dikutip dari id.wikipedia.org, Rabu (13/11/2019) Djaduk pernah mendirikan Kelompok Rheze yang tahun 1978 pernah dinobatkan sebagai Juara I Musik Humor tingkat Nasional.

Tahun 1996, Djaduk membentuk kelompok musik yang diberi nama Kua Etnika yang dikenal dengan mengubah lagu-lagu daerah menjadi lebih dinamis lagi.

Djaduk baru bisa masuk industri nasional tahun 1996, setelah muncul di acara Dua Warna RCTI.

Setelah itu ia juga mendirikan Orkes Sinten Remen pada tahun 1997, mereka membawakan keroncong dengan bahasa yang sudah diubah namun tetap tidak meninggalkan kekhasannya.

Selain bermusik, Djaduk juga sempat menjadi pemain di Teater Gandrik.

Dalam dunia seni peran, ia juga pernah ikut andil di Film Petualangan Sherina.

Djaduk berperan sebagai Kartarajasa, orang yang ingin menguasai tanah pertanian Ardiwilaga.

Pria berusia 55 tahun ini juga pernah memperoleh sejumlah penghargaan, di antaranya Pemusik Kreatif 1996, Penata Musik Terbaik Piala Vidia 1995, dan Grand Prize 2000 dari Unesco.

Adik dari Butet Kertaradjasa ini juga menggagas Ngayogjazz pada tahun 2006 bersama musikus lainnya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved