Satu Keluarga di Gianyar Terpaksa Tidur di Gudang, Semua Harta Benda Ludes Dilalap Api

Selain rumah, barang elektronik, pakaian, serta uang simpanan Rp 5 juta yang rencananya akan dibelikan sapi juga ikut ludes.

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Meika Pestaria Tumanggor
TRIBUN BALI / I WAYAN ERI GUNARTA
Suteja dan keluarganya di rumahnya yang ludes terbakar, Jumat (15/11/2019). Tak ada satu pun barang yang tersisa, semuanya hangus dilalap api. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – I Wayan Suteja (50), istri, beserta anaknya yang masih kecil, kini harus tidur di sebuah gudang, setelah rumahnya di Banjar Teruna, Desa Siangan, Gianyar ludes terbakar, Rabu (13/11/2019) siang.

Kebakaran yang diduga akibat dupa itu menghanguskan semua barang milik korban.

Selain rumah, barang elektronik, pakaian, serta uang simpanan Rp 5 juta yang rencananya akan dibelikan sapi juga ikut ludes.

Data dihimpun Tribun Bali, Jumat (15/11/2019), sebelum kebakaran terjadi, Suteja sempat mengaturkan sesajen di kamar.

Saat itu, ia meninggalkan kamarnya dengan kondisi dupa masih menyala.

Suteja bersama anak dan istrinya yang bekerja sebagai buruh serabutan itu pergi ke Kabupaten Singaraja untuk bersembahyang.

Sebar Hoax Tsunami di Buleleng, Ini Kata SC Kenapa Video Itu Dibuat

Anak Kedua Gibran Rakabuming Bernama La Lembah Manah, Wukunya Wayang, Seperti Ini Karakternya

Setelah pulang ke rumahnya, ia mendapati semua bangunan beserta barang-barang berharganya telah ludes.

Saat kejadian tersebut sejumlah tetangga, tanpa sepengetahuannya, telah berjibaku memadamkan api, dibantu oleh petugas Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Gianyar, sehingga bangunan gudang di pekarangan rumahnya tidak kena rembetan api.

Di tempat kotor dengan ukuran bangunan relatif sempit itulah kini Suteja dan keluarganya tidur.

Sebagai kepala keluarga yang penghasilannya tak lebih dari Rp 50 ribu per hari ini, Suteja tak bisa dengan cepat memperbaiki rumahnya.

Bahkan pakaian yang dikenakannya saat inipun merupakan hasil dari sumbangan warga yang dipelopori komunitas Dolly Hardliner.

Komunitas anak muda Desa Siangan yang dibina Perbekel Siangan, Ketut Berata ini, bersama Ketua Dolly, Komang Bison dan sekretarisnya, Gung Wah Jibaku serta anggota lainnya, getol mencarikan bantuan untuk Suteja.

Mulai dari dana perbaikan rumah, sembako hingga pakaian layak pakai. Saat ini sejumlah bantuan telah diserahkan pada korban.

“Pakaian layak pakai dan uang Rp 4.055.000 sudah kami serahkan. Kami masih buka penggalian donasi. Bahkan tadi ada juga yang datang ke posko Dolly Hardliner menyumbang Rp 150 ribu,” ujar Sekretaris Dolly, Gung Wah Jibaku saat dikonfirmasi, Jumat (15/11/2019) pagi.

Cukup 150 Menit Seminggu, Latihan Seperti Ini Bisa Tingkatkan Vitalitas Jantung

Jangan Sepelekan Bau Mulut, Bisa Jadi 1 dari 7 Gangguan Sederhana Pertanda Ginjal Bermasalah

Lapor ke Kepala Desa

Berdasarkan data Tribun Bali, selama ini perhatian terhadap para korban kebakaran di Kabupaten Gianyar sangat minim.

Namun bukan berarti tidak ada.

Seperti yang dilakukan Sekolah Dasar (SD) 4 Sayan, Ubud beberapa saat lalu, siswa dan gurunya secara sukarela menyisihkan bekal untuk memberikan bantuan pada seorang siswa yang rumahnya terbakar.

Di Banjar Tengipis, Desa Buahan Kaja, Payangan, aturan adat setempat mewajibkan kramanya ‘ngejot’ atau memberikan bantuan pada krama yang kena musibah kebaran. Bagaimana dengan pemerintah?

Kepala Dinas Sosial Gianyar, Anak Agung Putriari mengatakan, terkait korban kebakaran, Dinsos Gianyar hanya bisa mengeluarkan bantuan jika ada laporan dari Kepala Desa.

Batuan tersebut berupa baper stock dari pemerintah pusat dan sembako dari APBD.

“Untuk Dinas Sosial kalau ada laporan dari Kepala Desa pasti ada tindak lanjut untuk pasca (kebakaran), dengan bantuan baper stock dari pusat dan sembako dari APBD,” ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved