Gamelan Yuganada Tampil Dalam Komponis Kini #6 di Bentara Budaya Bali
Kelompok Gamelan Yuganada tampil dalam program Komponis Kini #6 “A Tribute to Wayan Beratha” di Bentara Budaya Bali
Gamelan Yuganada Tampil Dalam Komponis Kini #6 di Bentara Budaya Bali
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Kelompok Gamelan Yuganada tampil dalam program Komponis Kini #6 “A Tribute to Wayan Beratha” di Bentara Budaya Bali (BBB), Gianyar, Bali, Sabtu (16/11/2019).
Pada pementasan kali ini, mereka mempresentasikan komposisi terkini untuk perangkat gamelan, digarap bersama lima komposer, yakni Wayan Sudirana, Wayan Diana Putra, I Made Reindra Dwipayana, I Kadek Agus Cahaya Suputra, dan I Kadek Janurangga.
Adapun komposisi baru yang dipertunjukkan bertajuk “Aural Independent”, sebuah garapan musik yang mengedepankan aspek auditori, di mana porsi pendengaran ditempatkan sebagai bagian penting daripada porsi visual.
Karya ini dibagi menjadi beberapa bagian yang dengan sengaja dibuat untuk mempresentasikan segala kemungkinan auditif, dan aspek individualistik dari karakteristik gamelan yang secara tradisi memang selalu mengutamakan unsur kebersamaan atau komunal.
I Wayan Sudirana mengungkapkan, melalui garapan ini dirinya ingin memberi perspektif baru tentang bagaimana gamelan kini dipandang.
“Perangkat gamelan memiliki ketergantungan satu sama lain, namun sekaligus juga memiliki kemandirian. Inilah yang ingin ditonjolkan dalam komposisi ini. Diawali melodi yang saling terkait, kemudian masing-masing bagiannya dipecah,“ ujarnya.
• Ramalan Zodiak Keuangan Hari Ini 17 November 2019: Taurus Sibuk Cari Uang, Cancer Sangat Boros
• Mengolah Tempe dengan Cara Digoreng Dapat Hilangkan Nutrisi, Berikut Tips Mengolah Tempe yang Benar
Selain pertunjukan, acara juga diperkaya dengan pemutaran video proses cipta, dan timbang pandang atau dialog bersama para komposer bersangkutan sebagai sebentuk pertanggungjawaban penciptaan.
Tampil pula berbagi gagasan komposer I Wayan Gde Yudane dan Dewa Alit.
Pada sesi tersebut, Gde Yudane mengutarakan, program Komponis Kini ini sesungguhnya merupakan forum bagi anak-anak muda, terutama yang serius menekuni new music for gamelan, untuk menggali pemikiran dan membangun visi masa depan.
Diungkapkan pula, Dewa Alit, melalui forum ini diharapkan dapat memberi perspektif baru bagi publik dalam melihat gamelan, sekaligus memberikan kebebasan untuk mencipta, terlepas dari pakem-pakem yang sudah ada.
Para komposer muda seperti Wayan Diana Putra, I Made Reindra Dwipayana, I Kadek Agus Cahaya Suputra, dan I Kadek Janurangga, juga mengungkapkan tantangan-tantangan yang mereka hadapi ketika berproses beralih dari pola konvensional ke non konvensional, berikut upaya-upaya yang mereka lakukan sewaktu menekuni new music for gamelan.
“Memang tidak mudah untuk membiasakan diri bermain gamelan dengan pola-pola baru ini. Namun semakin sering kami mempelajarinya dan mendisplinkan diri, saya yakin lama-lama akan terbiasa. Yang terpenting adalah niat untuk membuka diri mempelajari sesuatu yang baru,“ ujar Diana Putra.
• Ramalan Zodiak Kesehatan Minggu 17 November 2019: Kerja Lembur Bikin Kesehatan Aquarius Memburuk
• S1 Finance & Banking Universitas Prasetiya Mulya, Cakap di Bidang Keuangan dan Investasi
Sedini digagas, program Komponis Kini diniatkan sebagai sebuah upaya untuk mengubah paradigma atau cara pandang dan stereotip terhadap gamelan Bali.
Para komposer yang tampil berupaya memberikan sebentuk penyikapan baru atas alat musik gamelan Bali.