Banyak Yang Tak Tahu, Parasetamol Jenis Ini Bila Dikonsumsi Saat Hamil Tingkatkan Risiko Autisme
Sejumlah penelitian juga mengaitkan penggunaan asetaminofen selama kehamilan dengan dampak seumur hidup bagi anak.
TRIBUN-BALI.COM – Kebijaksanaan medis konvensional adalah bahwa Tylenol (acetaminophen/paracetamol) analgesik penjualan terbesar kedua di Amerika Serikat, bahwa ini aman dalam kehamilan pada semua tahap dengan dosis yang disarankan untuk penggunaan jangka pendek.
Tetapi penelitian baru yang mengganggu menegaskan bahwa mengambil Tylenol selama kehamilan dapat menggandakan risiko autisme pada anak.
Ini pukulan terbaru pada "keamanan" asetaminofen sebagai obat yang aman untuk rasa sakit menambah banyak bukti bahwa obat bebas ini "sebenarnya adalah salah satu obat yang lebih berbahaya yang bisa Anda peroleh," menurut sebuah analisis oleh Joseph Mercola di situs web medisnya.
Diketahui asetaminofen adalah penyebab utama gagal hati akut di Statistik A.S. Amerika Serikat menunjukkan bahwa pada tahun 2013, tuntutan hukum terhadap efek samping Tylenol telah meningkat secara dramatis.
Tuntutan hukum ini dikutip 50.000 perjalanan ke ruang gawat darurat setiap tahun, semua karena Tylenol menyebabkan gagal hati dan ginjal.
Data yang dirilis pada tahun 2006 menunjukkan acetaminophen menyumbang sekitar 56.000 kunjungan ruang gawat darurat dan 26.000 rawat inap setiap tahun.
Jumlah rata-rata kematian tahunan akibat overdosis asetaminofen adalah 458 orang.
Beberapa sumber mengatakan bahwa pada awal 2005, para ilmuwan sudah tahu bahwa "hepatotoksisitas acetaminophen yang parah menyebabkan gagal hati akut."
Laporan juga menunjukkan overdosis Tylenol yang tidak disengaja menyumbang ratusan upaya bunuh diri, kematian dan transplantasi hati.
Sejumlah penelitian juga mengaitkan penggunaan asetaminofen selama kehamilan dengan dampak seumur hidup bagi anak.
Penggunaan obat meningkatkan risiko anak untuk mengalami gangguan perilaku, hiperaktif, dan autisme.
"Data penelitian menunjukkan bahwa acetaminophen adalah pengganggu hormon, dan paparan hormon abnormal pada kehamilan dapat memengaruhi perkembangan otak janin," menurut sebuah studi tahun 2014 dalam jurnal JAMA Pediatrics.
Dr Mercola mengatakan ini adalah masalah yang signifikan karena banyak wanita hamil cenderung menggunakan pereda nyeri OTC seperti Tylenol di beberapa titik selama kehamilan mereka.
Penelitian 2014 yang sama mengatakan penggunaan asetaminofen selama kehamilan dikaitkan dengan peningkatan risiko 37 persen anak didiagnosis dengan gangguan hiperkinetik, suatu bentuk gangguan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) yang parah.
Anak-anak ini juga 29 persen lebih mungkin untuk diresepkan obat ADHD pada saat mereka berusia 7 tahun.