Penuturan Sang Pacar Sebelum Bripda Gede Yudha Alami Tragedi dalam Tugasnya: Dia Minta Saya Pulang

Kecelakaan maut yang merenggut nyawa Bripda I Gede Yudha Pratama (21) menyisakan duka bagi keluarganya, khususnya bagi orangtua almarhum

Penulis: Rino Gale | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Rino Gale
DUKA - Suasana rumah duka Bripda I Gede Yudha Pratama di Banjar Akta, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Kamis (21/11/2019). 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Kecelakaan maut yang merenggut nyawa Bripda I Gede Yudha Pratama (21) menyisakan duka bagi keluarganya, khususnya bagi orangtua almarhum yakni I Wayan Sumerta dan Ni Wayan Sunarti, serta pacar korban, Yuristia (21) asal Negara.

Kamis (21/11) saat ditemui Tribun Bali di rumah duka di Banjar Akta, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Yuristia yang bekerja di Jakarta tersebut mengungkapkan bahwa tiga hari sebelumnya almarhum memintanya untuk pulang ke Bali karena kangen.

"Saya gak ada firasat apa-apa sama dia, yang tiga hari sebelumnya itu memang kita komunikasi kalau dia minta saya untuk pulang ke Bali.

Tapi saya bilang tunggu sebentar nanti ada waktunya pulang kok.

Kemudian pada hari kejadian itu ya malam kisaran pukul 20.00 Wita saya telepon tiga kali gak diangkat-angkat.

Saya pikir oh ini dia lagi bertugas.

Setelah itu paginya saya dikabari sama temennya bahwa dia sudah tiada.

Saya sangat terpukul saat itu, namun saya berusaha kuat dan menerima," ujarnya.

Sementara itu ayah korban, I Wayan Sumerta menceritakan  bahwa anak sulungnya itu sangat baik, juga kreatif membuat kerajinan dari kayu.

"Dia itu sangat kreatif sekali, kalau tidak sedang bertugas dia selalu membuat kerajinan dari kayu dan banyak pesanan dia.

Itu aja masih ada hasil kerajinannya dia," kisahnya.

"Dia itu lulus SMK 1 Denpasar pada tahun 2017 yang kemudian ikut tes menjadi polisi saat itu.

Kebetulan baru saja dia juga sedang kuliah di Universitas Ngurah Rai dan mengambil jurusan hukum," imbuhnya.

Ia menambahkan pada Senin (18/11) sekitar pukul 06.00 Wita, ternyata adalah pertemuan terakhirnya.

Sumerta yang bekerja di Dinas Perhubungan Badung itu melihat almarhum sedang mengerjakan kerajinan kayunya.

"Terakhir ketemu itu pagi hari sebelum saya berangkat kerja. Saya lihat dia sedang mengerjakan kerajinan kayunya itu.

Saya hampiri dia dan bertanya, gak bertugas nak? Dia menjawab ada tugas malam.

Kemudian saya lanjut bekerja dan pulang sore sekitar pukul 17.00 Wita, saya lihat dia sedang tidur dan saya juga ikut tidur.

Setelah itu malamnya dia bertugas dan mendapat musibah," ujarnya sambil mata berlinang.

Subuh sekitar pukul 03.00 Wita, ia mendapat kabar yang menimpa anaknya tersebut (almarhum).

"Saat itu subuh, temannya dan kanit datang ke rumah sambil menundukkan kepala memberitahu bahwa anak saya sedang kritis dan ada di RS Bali Med.

Setibanya di RS Bali Med, saya yang mengajak istri dan melihat anak saya sudah tiada.

Di situ saya berusaha tabah meski sangat sedih," ujarnya.

Kemudian Wayan Sumerta lanjut menceritakan kronologis yang menimpa anaknya tersebut.

"Saya tanya sama temannya yang waktu itu jemput dia di rumah untuk bertugas.

Katanya saat itu, dia sedang memeriksa driver gojek. Setelah itu saat dia berjalan dua langkah tiba-tiba dia ditabrak.

Temennya juga tidak mendengar suara mobil yang datang dan kemudian menabraknya.

Ya saya serahkan kepada pihak kepolisian untuk mengurus ini," ujarnya.

"Saya sudah tabah. Istilahnya saya menganggap anak saya meninggal saat bertugas di medan perang.

Tadi juga keluarga dari pihak tersangka datang untuk ikut upacara ngaben ya, hanya saja yang menemui keluarga inti saya saja.

Proses ngaben-nya sudah selesai, abunya juga sudah  di-anyut di Pantai Lembeng," imbuhnya.

Kini kasus ini tengah ditangani Polres Badung. Kasat Lantas Polres Badung, Iptu Debi Wiharjayadi, SIK saat dikonfirmasi mengungkapkan kasus tersebut terus berlanjut.

“Kecelakaan yang menyebabkan Anggota Ditsabhara Polda Bali masih kami lakukan pemeriksaan.

Bahkan kini masih dilakukan pemeriksaan saksi-saksi,” ungkapnya saat dikonfirmasi Kamis (21/11).

Ia menyebutkan, dari kejadian tersebut, pihaknya telah mengamankan yang diduga pelaku yakni inisial D.A.A  (18) asal Banjar Tempekan, Desa Canggu, Kuta Utara, Badung.

Pelaku sudah diamankan di Polres Badung.

“Pengendara yang menabrak anggota Polri itu sudah kami amankan dan kini ada di Polres,” katanya.

Hingga saat ini, lanjut Iptu Debi Wiharjayadi mengatakan sudah ada dua saksi yang diperiksa.

“Sementara kami masih memeriksa dua saksi,” ungkapnya.

Ia pun mengatakan dalam menindaklanjuti penyelidikan, hari ini, Kanit dan penyelidik ke rumah duka. “Sekarang  ke rumah dukanya. Yang jelas D.A.A kami amankan,” pungkasnya.

Tertibkan Balap Liar

Diberitakan sebelumnya, Bripda I Gede Yudha Pratama meninggal usai ditabrak saat melakukan giat penertiban balap liar di Jalan Gatsu Barat, tepatnya Depan UD Lantjar Wilayah Banjar Muding, Desa Dalung, Kuta Utara Badung, Selasa (19/11). 

Kejadian itu diperkiraan sekitar pukul 03.00 Wita.

Saat itu Bripda I Gede Yudha Pratama hendak menghentikan kendaraan bermotor untuk melakukan pemeriksaan.

Namun tiba-tiba ditabrak mobil yang bergerak dari arah timur. 

Menurut Iptu Debi Wiharjayadi, awal mula kejadian, kendaraan roda empat jenis Toyota Agya  warna hitam dengan nomor polisi  DK 1374 IA bergerak dari arah timur menuju arah barat.

Saat yang bersamaan anggota Polri Bripda I Gede Yudha Pratama sedang melakukan giat kepolisian di utara jalan. 

Mendekati Tempat Kejadian Perkara (TKP) mobil yang dikendarai D.A.A  bergerak cepat hingga menabrak Bribda Yudha hingga terpental. (rin/gus)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved