Selamat Hari Guru untuk Semua, Perkenalkan Ini Sosok Guru yang Digaji Rp 75 Ribu

Pertama kali mengajar ia mendapatkan gaji Rp 50.000 per bulan. Kala itu SD tersebut masih berstatus kelas jauh dari SDN Pigang Bekor.

Editor: Huda Miftachul Huda
KOMPAS.com
Siswa-siswi dan guru saat melakukan aktivitas pembelajaran di bangunan darurat SDN Kepiketik, Desa Persiapan Mahe Kelan, Kecamatan Waigete, Kabuapaten Sikka, Flores, NTT, Jumat (8/11/2019) 

TRIBUN BALI.com,JAKARTA-   Isu soal kesejahteraan juga menjadi perbincangan di Hari Guru Senin (25/11/2019), banyak yang berbagi kisah soal kehidupan mereka selama masih bersetia dengan profesi yang terhormat ini.

Sementara itu cerita para guru di beberapa wilayah di Indonesia cukup beragam. Di Papua misalnya, seperti dilansir dari kompas.com, seorang guru menceritakan bahwa gajinya hanya cukup untuk membeli bensin dan air minum. Sementara di Flores, seorang guru hanya digaji Rp 75.000 per bulan.

Berikut kisah guru yang masih menerima gaji yang jauh dari kata ideal.

Sejak 2013 Maria Marseli (27) menjadi guru honorer di salah satu SD di Desa Persiapan Mahe Kalen, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores, NTT.

Pertama kali mengajar ia mendapatkan gaji Rp 50.000 per bulan. Kala itu SD tersebut masih berstatus kelas jauh dari SDN Pigang Bekor.

Baru pada tahun 2014, status sekolah itu menjadi definitif SDN Kepipetik. Setelah tujuh tahun berjalan, Maria masih setia melakoni profesinya sebagai seorang guru.

Saat ini ia menerima gaji Rp 75.000 per bulan dan gaji tersebut baru ia terima 3 atau 6 bulan sekali.

"Saya mengabdi dengan tulus di sini. Satu hal yang paling penting adalah masa depan anak-anak. Kalau tidak ada yang mengajar di sini, masa depan anak-anak pasti suram. Anak-anak adalah generasi penerus bangsa ini," kata Maria.

Cerita berbeda juga diungkapkan oleh guru honorer di Samarinda yang harus jalan kaki dan nyambi bertani.

Bertha Bua'dera (56) guru honorer di SD Filial 004 Samarinda Utara harus jalan kaki setiap berangkat mengajar di salah satu kampung di pedalaman.

Selamat Hari Guru Nasional, Ini Pesan Mendikbud Nadiem Makarim

Bertha sudah 10 tahun mengajar di kampung kecil itu di bagian timur Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Bersisian dengan Desa Bangun Rejo (L3), Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara (Kukar).

Tak jarang dia menemukan ular saat melintasi jalan setapak menyusuri hutan. Rutinitas itu dijalani Bertha selama 10 tahun sejak 2009.

Saat jadi guru honor pertama kali, Bertha menerima gaji Rp 150.000. Setiap berganti tahun, gaji Bertha naik Rp 100.000. Hingga kini, ia memperoleh gaji Rp 800.000 setiap bulannya.

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Bertha dan suaminya bertani dan berjualan di pasar malam.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved