Warga Lompati Jembatan Kembar

Kronologi Putu Astawa Tiba-tiba Nekad Lari & Terjun dari Jembatan Kembar Tabanan, Begini Kata Saksi

warga Tabanan bernama I Putu Astawa meninggal dunia setelah terjun dari Jembatan Yeh Panahan atau Jembatan Kembar di Jalan By Pass Ir Soekarno Tabanan

Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
JENAZAH -  Suasana di ruang Jenazah BRSU Tabanan, Kamis (28/11/2019) malam. 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Seorang warga Tabanan bernama I Putu Astawa meninggal dunia setelah terjun dari Jembatan Yeh Panahan atau Jembatan Kembar di Jalan By Pass Ir Soekarno Tabanan, Kamis (28/11) malam.

Lokasi kejadian di perbatasan Banjar Gerokgak Gede, Desa Delod Peken, Tabanan dengan Banjar Sanggulan, Desa Banjar Kediri.

Ketinggian Jembatan Yeh Panahan atau Jembatan Kembar puluhan meter.

Seorang saksi mata, Suryawanto (27) menyatakan, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 19.30 Wita.

Kala itu dia melihat seseorang terjun dari jembatan.

Sebelum terjun, I Putu Astawa diduga ingin menabrakkan dirinya ke sebuah truk yang sedang melintas di timur lokasi atau By Pass IR Soekarno namun tak berhasil.

"Nah setelah itu, saya lihat dia (korban) berlari ke arah jembatan dan kemudian langsung terjun dari atas jembatan," kata Suryawanto.

Korban I Putu Astawa berasal dari  Banjar Riang Delod Sema Gede, Desa Riang Gede, Kecamatan Penebel, Tabanan.

Jenazah Astawa sudah  berada di ruang jenazah BRSU Tabanan.

Identitas korban diketahui melalui seseorang yang mengenal kendaraannya plat nomor DK 8653 HS.

Setelah memastikan korban berasal dari Desa Riang Gede, petugas menginformasikan kepada keluarganya.

Pantauan  Tribun Bali  di ruang jenazah, keluarga sontak menangis ketika memastikan jenazah tersebut adalah Astawa.

Salah seorang anaknya terus memanggil  "bapak...bapak..bapak.." sembari menangis.

"Begitu nerima laporan dari kepolisian langsung turun ke bawah untuk mencari korban.

Korban ditemukan tewas di bawah dengan beberapa luka," ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tabanan, I Putu Trisna Widyatmika, Kamis (26/11).

Trisna menyatakan, proses evakuasi jenazah  membutuhkan waktu sekitar 20 menit.

"Posisi korban ditemukan telungkup di pinggir sungai.

Tapi (kami)  sangat bersyukur medannya tak begitu terjal sehingga memudahkan untuk menuju lokasi," ucapnya. 

Korban diduga mengalami beberapa luka serius di pinggul  dan kaki karena terbentur benda keras setelah meloncat  dari ketinggian sekitar 25 meter.  (*) 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved