Penonton Sampai Panjat Pohon Kelapa, Perseden Tahan Imbang Persebi Bima, Buka Peluang 32 Besar
Perseden Denpasar menahan imbang 1-1 tim tuan rumah Persebi Bima di Gelora Bou Lanta, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima, NTB, Jumat (29/11/2019) sore
Penulis: Marianus Seran | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Perseden Denpasar menahan imbang 1-1 tim tuan rumah Persebi Bima di Gelora Bou Lanta, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima, NTB, Jumat (29/11/2019) sore, pada laga Liga 3 Bali Nusa Tenggara.
Perseden unggul lebih dulu pada menit 76 lewat gol Yusron Hamid.
Keunggulan 0-1 bertahan hingga injury time. Namun tim rumah mendapat penalti jelang laga usai. Lewat titik putih, Syahroni menyamakan kedudukan jadi 1-1.
Selanjutnya Perseden akan menjamu Persebi Bima pada leg II di Gelora Samudra Kuta, Badung, Senin (2/12/2019) nanti.
• Maksimalkan Produksi dan Pemasaran, Petani Arak di Tri Eka Buana Karangasem Akan Bentuk Koperasi
• Eko Purdjianto Tangani Indonesia All Star U - 20, Hadapi Real Madrid, Arsenal, dan Intermilan
• Lihat Sekarang! Cara Mengecek Gagal Atau Tidak Seleksi Administrasi CPNS 2019 di SSCN
Asuhan Wayan Sukadana hanya perlu menahan seri 0-0 atau menang di kandang untuk lolos ke putaran 32 besar Liga 3 Nasional.
"Kami akan berusaha untuk memenangkan pertandingan saat laga di Bali. Kami butuh dukungan doa masyarakat Bali untuk laga ini," kata Wayan Sukadana usai laga kemarin.

Perseden bermain sangat baik di Bima. Mereka mendapat apresiasi dari fans tuan rumah.
"Fans tuan rumah suka sama Perseden Denpasar karena bermain menghibur. Penonton sangat padat karena disaksikan Bupati Bima. Penonton sampai memanjat pohon kelapa untuk menonton laga ini," kata Sukadana.
• Laga Kontra Persib, Momen Emosional bagi Spaso, Spaso: Saya Harus Berjuang untuk Anak-Anak
• Pria Ini Tewas Mengenaskan Digigit 4 Anjing Jenis Rottweiler, Mayatnya Tergeletak di Kebun
• Ibu Atlet Senam Proyeksi Sea Games Ini Kaget, Anaknya Dipulangkan dengan Tudingan Tidak Perawan
Meski demikian, Sukadana kecewa dengan wasit Fibay Rahmatula asal Kota Tangerang.
“Harusnya tidak penalti. Karena tidak ada kontak fisik di kotak penalti saat kita clearence bola. Mungkin wasit takut jika tim tuan rumah kalah. Karena laga ditonton langsung Bupati Bima," ujarnya.
Ia berharap wasit yang memimpin leg II di Bali lebih fair agar pertandingan menghibur semua yang menikmati. (*)