Dalami Yoga Tantra Khas Bali, UNHI Denpasar Rancang Prodi Ilmu Pengeleakan

UNHI Denpasar kini sedang merancang Program Studi (Prodi) yang mempelajari ilmu kebatinan Bali atau ilmu pengeleakan.

Penulis: Wema Satya Dinata | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali
Ilustrasi leak. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ilmu pengeleakan merupakan salah satu bentuk yoga tantra, yang khas dan populer di Bali.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Pascasarjana UNHI Denpasar Prof Dr I Wayan Suka Yasa, M.S.

Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar kini sedang merancang Program Studi (Prodi) yang mempelajari ilmu kebatinan Bali atau ilmu pengeleakan.

Sebelum prodi tersebut bisa dibentuk, maka terlebih dahulu dilakukan kajian mendalam melalui FGD (focus group discussion), seminar, dan invetarisasi literatur dengan mengundang para ahli.

“(Prodi Ilmu Kebatinan Bali) Itu akan kita rancang melalui proses FGD, seminar, mengundang ahli. Di Bali populer namanya ngeleak. Ada yang ngiwa, ada yang nengen. Ini nanti kita akan bahas. Banyak sekali kita memiliki lontar-lontar yang berkaitan dengan pengeleakan itu sendiri,” kata Prof. Suka Yasa usai peringatan HUT Pasca Sarjana UNHI Denpasar, Sabtu (30/11/2019).

Dalam yoga tantra menggunakan sikap-sikap tertentu, dengan mantra dan lingga aksara (mengistanakan aksara suci dalam diri).

Ilmu pengeleakan yang dikembangkan UNHI nanti untuk kepentingan-kepentingan yang sifatnya spiritual, dan bukan yang destruktif.

“Anak nyastra di Bali pasti ngeleak, melinggakan aksara. Kalau sulinggih ngelinggihang Weda. Itu sama persis,” ujarnya.

Prof. Suka Yasa menjelaskan bahwa tantra yoga dibagi menjadi tiga yaitu, satwika ada pada sulinggih, rajasika ada pada raja, dan tamasika ada pada orang yang melampiaskan emosinya.

Ternyata di Bali, yang tamasika inilah yang paling populer, sedangkan yang satwika dan rajasika belum banyak diketahui orang Bali.

Maka dari itu ilmu pengeleakan ini akan digali lebih mendalam karena beberapa alasan.

Pertama, ada banyak literatur dan referensinya. Pihak rektorat bersama yayasan pun berencana mengadakan seminar tentang ilmu pengeleakan pada 3 Desember 2019 mendatang.

Kedua, pengalaman mistik dari para pelaku kebatinan Bali juga banyak.

Hal itu akan dirangkum apa dasarnya, bagaimana caranya dan untuk apa. Sementara tujuannya hanya dua, yaitu kesejahteraan dan pelepasan.

Ia menyebut literatur dari ilmu ini berasal dari India dan Jawa.

Diketahui sejak zaman Kerajaan Kediri sudah ada calonarang atau tantra bhirawa. Itulah kemudian yang diwarisi ke Bali.

Di luar Bali, Prodi semacam ini juga belum ada, dan akan menjadi prodi ilmu kebatinan Bali pertama di Indonesia. Sekaligus Prodi ini akan meluruskan persepsi masyarakat yang salah tentang leak di Bali.

“Saya kira di UNHI yang pertama. Ilmu kebatinan Bali. Yang dikembangkan adalah yang satwika, konstruktif dan bagaimana bisa memperoleh rasa tenang dan bahagia,” jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved