Hari AIDS Sedunia

Di Bali Penderita HIV Terus Meningkat, Anda Pernah Intim dan Berganti Pasangan? Segera Cek Dokter

Dinas Kesehatan Provinsi Bali sampai saat ini menemukan sebanyak 22.034 kasus HIV/AIDS di Pulau Dewata.

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Rizki Laelani
intisari-online.com
Ilustrasi 

Anda Pernah Intim dan Berganti-ganti Pasangan? Segera Cek Dokter, di Bali Angka Penderita HIV Terus Meningkat

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dinas Kesehatan Provinsi Bali sampai saat ini menemukan sebanyak 22.034 kasus HIV/AIDS di Pulau Dewata.

Dari angka tersebut, sebagian besar dialami masyarakat yang masih berusia produktif yakni di rentang umur 20-29 tahun sebanyak 37,9 persen.

Di posisi kedua ditempati oleh usai 30-39 tahun yang mencapai 35 persen dan 40-49 tahun sebanyak 13,8 persen.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya mengatakan hal itu bisa terjadi lantaran masyarakat di dalam usia tersebut mempunyai aktivitas seksual yang aktif.

Sehingga, kata dia, masyarakat yang di usia seksual aktif rentan terkena HIV/AIDS.

"Jadi pada kelompok yang memiliki hubungan seksual aktif itu mulai remaja sampai dewasa itu. Dan kalau ditambah dengan aktivitas seksual yang rentan, tentu kelompok inilah yang paling banyak terjangkit," tuturnya.

Hal itu Suarjaya katakan saat ditemui Tribun Bali dan Kompas TV (KG Media) usai Peringatan Hari Aids Sedunia Provinsi Bali di Gedung Keuangan Negara, Denpasar, Minggu (1/12/2019).

Ditegaskan olehnya, dalam upaya pemberatasan HIV/AIDS ini tidak serta merta dengan cara pengobatan.

Upaya pengobatan hanya dilakukan di hilir ketika seseorang sudah mengidap penyakit tersebut.

Sementara di hulu pihaknya berupaya dengan peningkatan pemahaman tentang pencegahan penyakit tersebut.

Kegiatan di hulu ini juga disinergikan dengan Kelompok Siswa Peduli Aids dan Narkoba (KSPAN) dan Kader Desa Peduli Aids.

"Jadi di tingkat hulu harus sampai semua masyarakat memahami ini. Dan ini harus dilakukan bersama-sama. Tidak hanya dinas kesejahatan saja," kata dia.

Suarjaya mengatakan, jika di hulu tidak bisa dibendung atau tidak bisa dilakukan pencegahan maka di hilir harus ditemukan dan diobati secara tuntas. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved