Kisah Sarah Sang Penembak, Rela Tunda Kuliah S1 Demi Raih Prestasi Juara World Shoot 2020
Sejak mengambil cuti sekolah dan kembali ke Indonesia, Sarah telah berhasil menembus podium juara di banyak lomba yang ia ikuti di Indonesia.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Widyartha Suryawan
Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN BALI.COM, DENPASAR - Sarah Ayu Tamaela lahir di Denpasar pada tanggal 15 Maret 1999.
Ia dibesarkan dari keluarga yang mencintai alam. Ayah Sarah sangat suka berburu, dan memulai mengajak Sarah berburu sejak berusia 3 tahun.
Meskipun awalnya ibu Sarah melarang karena menganggap Sarah masih terlalu muda, dibawah bimbingan ayahnya, Sarah memulai berburu pada usia 10 tahun.
Sampai sekarang, Sarah termasuk salah satu orang Indonesia termuda yang pernah lulus ujian berburu.
Sarah lulus ujian berburu Perbakin pada usia 12 tahun. Selain berburu di Indonesia, Sarah juga mempunyai pengalaman berburu di New Zealand.
Kegiatan berburu Sarah pun sempat berberapa kali diliput di acara Berburu di salah satu stasiun TV swasta nasional.
Pada tahun 2016, mengikuti anjuran anggota Perbakin berdasarkan kecepatan Sarah dalam menembak menggunakan laras panjang, Sarah mulai terjun ke dunia tembak reaksi.
“Saya dari kecil diajak Ayah berburu. Jadi interested segala tentang gun dan segala macamnya. Tapi untuk tembak reaksi ini baru mulai 3 tahun lalu. Awalnya iseng untuk ikut ujian sertifikasi tembak reaksi,” imbuh Sarah saat ditemui di lapangan tembak tohpati Denpasar, Selasa (3/12/2019).
Berawal dari situ Sarah menyukai tembak reaksi rutin melakukan latihan dan mengikuti berbagai kompetisi atau perlombaan tembak reaksi hingga saat ini.
Di sekolahnya, Sarah merupakan siswi yang berprestasi di bidang akademik, meskipun ia juga disibukan dengan aktivitas luar sekolah.
Sarah adalah member aktif Phi Theta Kappa, organisasi honor society untuk murid- murid berprestasi di Amerika Serikat.
Pada bulan Mei tahun 2018, Sarah lulus dari Ivy Tech College dengan peringkat Summa Cum Laude.
Professor serta sekolahnya pun menawarkan Sarah beasiswa untuk melanjutkan ke tingkat sekolah yang lebih tinggi.
Namun, Sarah memutuskan untuk mengambil cuti sekolah karena Sarah ingin meraih prestasi dalam olah raga tembak reaksi dan mengharumkan nama Indonesia di tingkat dunia.