Wamenkeu Sebut Produktivitas dan Daya Saing Kunci Indonesia Keluar dari Jebakan Pendapatan Menengah

Menurut Wamenkeu Suahasil, tema yang diangkat pada AIFED Ke-9 ini dinilai relevan dengan kondisi di mana Indonesia saat ini

Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Pembukaan AIFED ke-9 yang dibuka oleh Wamenkeu di Inaya Putri Bali. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin

 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia (Wamenkeu), Suahasil Nazara menyampaikan pidato kunci pada The 9th Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED).

AIFED ke-9 mengambil tema “Thriving Indonesia: Reinforcing Strategies to Boost Productivity and Increase Competitiveness”. 

Menurut Wamenkeu Suahasil, tema yang diangkat pada AIFED Ke-9 ini dinilai relevan dengan kondisi di mana Indonesia saat ini menyadari bahwa cara meningkatkan produktivitas dan daya saing sangat krusial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. 

Timnas U-22 Indonesia Lolos Semi Final, Myanmar Jadi Lawan Berikutnya

Pebalap Aiman Cahyadi Sumbang Emas ke-23, Indonesia Naik ke Peringkat Ketiga

Bupati Artha Serahkan Alsintan, Ternak dan Kartu Tani

Di tengah ketidakpastian global saat ini, Indonesia patut berbangga karena dapat tumbuh stabil di kisaran 5 persen.

Namun, dalam jangka menengah, Indonesia butuh tumbuh lebih tinggi yaitu di kisaran 6 sampai 7 persen agar dapat terhindar dari jebakan pendapatan kelas menengah. 

Wamenkeu menyampaikan bahwa pada lima tahun terakhir, Indonesia sudah membangun infrastruktur secara masif. 

Upaya Pelestarian Budaya, Lomba Makepung Lampit di Jembrana Kembali Digelar

Upaya Pelestarian Budaya, Lomba Makepung Lampit di Jembrana Kembali Digelar

Tahun Depan, Pemkab Jembrana Naikkan Anggaran Pitra Yadnya Gratis

“Sumber produktivitas yang kedua adalah tenaga kerja. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa untuk lima tahun berikutnya, Presiden menginginkan perbaikan yang sangat signifikan di dalam kualitas sumber daya manusia”, ujar Wamenkeu, Kamis (5/12/2019).

 
Di tengah era bonus demografi yang dialami Indonesia saat ini, Indonesia perlu memanfaatkan sumber daya manusia yang produktif dan kemajuan teknologi untuk meningkatkan produktivitas sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi.

 
Untuk meraih keuntungan tersebut, Wamenkeu menekankan bahwa peningkatan kualitas infrastruktur dan sumber daya manusia (human capital) mutlak diperlukan. 

Komentar Paulo Sergio Setelah Bawa Bali United Juara Liga 1 2019, Layak Jadi Pemain Terbaik

Capai 2 Ribu Pelamar, Berikut 10 Posisi Terfavorit CPNS 2019 di Pemprov Bali

Pemprov Bali Siapkan 500 Komputer untuk Tes CPNS, Ini Waktu Pelaksanaan dan Lokasinya

Ia juga menambahkan bahwa untuk mendorong daya saing, pemerintah juga melakukan penyederhanaan aturan dan menciptakan birokrasi yang lebih efisien, serta melakukan transformasi ekonomi. 

 
Dalam sesinya yang berjudul “Productivity Growth, Institutions, and Fiscal Policy”, Prof. Naoyuki Yoshino dari Asian Development Bank Institute (ADBI) menyampaikan bahwa negara yang terjebak dalam pendapatan kelas menengah juga disebabkan oleh ketidakmampuan dalam mengadaptasi teknologi. 

 
Untuk itu, sangat penting untuk meningkatkan foreign direct investment (FDI). 

 
Jika FDI sudah masuk, negara dapat mengembangkan teknologinya sendiri. 

Pemenang MAMA 2019, BTS Rebut 4 Penghargaan Tertinggi, Andmesh Kamelang Sabet Best Asian Artist

Promo Semarak Akhir Tahun, Ace Hardware Gatsu Barat Berikan Diskon 50 hingga 70 Persen

Desa Sumerta Kelod Tanam 400 Pohon Pinang di Pinggir Jalan Sepanjang 2 KM

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved