Sepasang Burung Hantu Ini Khusus Didatangkan untuk Halau Tikus-tikus di Klungkung
Petani nanti akan didampingi oleh petugas penangkaran, untuk pemeliharaan burung tersebut.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Huda Miftachul Huda
TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG- Pemkab Klungkung tengah mengembangkan pertanian ramah lingkungan, yakni dengan mengurangi penggunaan zat kimia.
Dalam penanggulangan hama tikus di area pertanian, Pemkab Klungkung memberikan sepasang burung hantu kepada para petani di Subak Dawan, Klungkung, Bali.
Burung hantu yang merupakan predator alami tikus diharapkan mampu mengurangi penggunaan racun tikus atau penggunaan zat kimia dalam pertanian.
Kadis Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida mengatakan, sebagai langkah awal pada anggran perubahan 2019 pihaknya baru mengadakan dua pasang burung hantu.
Sepasang burung diberikan kepada petani di subak Dawan.
Sedangkan sepasang lagi rencananya akan diberikan kepada subak Selisihan, Aan Dangin Desa dan Subak Telaga Dawan.
• Cerita Mata-mata Kopassus Menyusup ke GAM Aceh, Pernah Ditembaki TNI karena Tak Ada yang Tahu
• Pemain Bali United Jadi Rebutan, Paulo Sergio Ditawar Mahal Dua Klub Ini
"Untuk sepasang lagi kami masih menunggu respon dan peluang dari petani di tiga subak tersebut. Karena setelah kami berikan, kita lihat pemeliharaannya nanti dari subak seperti apa," ungkap Juanida, Jumat (5/12)
Petani nanti akan didampingi oleh petugas penangkaran, untuk pemeliharaan burung tersebut.
Setelah burung mau tinggal di kandangnya, barulah sepenuhnya akan diserahkan kepada subak.
“Untuk penangkaran di kandang sekitar 10 hari. Setelah burung hantunya mau buang kotoran, air liur sudah di kandang maka pasti burungnya tidak akan pergi dari tempat atau kandang yang disediakan,” ungkapnya.
Penanganan hama selain menggunakan burung hantu, Juanida juga sudah mengembangkan pemanfaatan refugia yakni penanganan hama wereng dengan menggunakan tanaman hias, seperti bunga gumitir dan sejenisnya.
Petani dibantu pengadaan bibit gumitir untuk dijadikan tanaman refugia pada area seluas 50 hektare.
• BPJamsostek Terus Dekati Pekerja Informal Jadi Peserta Jaminan Sosial
• Bertemu di Bali, Menhan Prabowo dan Menhan Australia Bahas Kerjasama Pertahanan
Refugia berada di kawasan dengan vegetasi di dalam atau sekitar lahan pertanian yang berfungsi sebagai sumber kehidupan musuh alami.
Tanaman refugia menyediakan tempat perlindungan, sumber pakan atau sumberdaya yang lain bagi musuh alami seperti predator dan parasitoid.
Teknik refugia dinilai ekonomis dan ramah lingkungan karena dengan menggunakan teknik ini tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang justru merugikan kesehatan.
Upaya lainnya dengan memberikan subsidi pupuk organik kepada petani.
“Dengan bantuan dari Provinsi diharapkan mampu mendorong petani dalam menghasilkan produksi pupuk organik dari Simantri,” tandas Juanida. (*)