Hujan Mengguyur Bali
Akhirnya Hujan Turun di Sarbagita Setelah PHDI Gelar Ritual Ini
Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali menggelar upacara Nunas Sabeh Mapag Toya untuk memohon turunnya hujan di Halaman Kantor PHDI Bal
Penulis: Wema Satya Dinata | Editor: Rizki Laelani
Untuk menyempurnakan pelaksanaan upacara, pihak panitia juga nunas tirta ke Pura Puncak Padang Dawa dan Pura Taman Sari.
“Diharapkan supaya beliau hadir kesini karena disana (Pura Puncak Padang Dawa dan Pura Taman Sari) sudah hujan,hadir memberikan mendung dan hujan,” harapnya.
Disamping itu dengan dilaksanakan upacara Mapag Toya, Ida Batara Wisnu berkenan memberikan penganugerahan kepada kita semua supaya kawasan Sarbagita ini tidak kekeringan.
Untuk mengantisipasi kekeringan ini, sambung dia, hal yang dapat dilakukan adalah, melakukan reboisasi terhadap hutan yang menipis, dan pohon-pohon yang telah mati.
Selanjutnya PHDI mengimbau pertama kepada masyarakat menanam pohon-pohonan lagi, melakukan penghijauan .
“Kalau bisa satu minggu, satu keluarga menanam pohon dan menaburkan benih-benih supaya alam ini kembali hijau, dengan demikian akan mudah turun hujan, tumbuh dengan baik dan banyak menghasilkan oksigen,” imbaumya.
Kedua, mengimbau kepada pelaksana proyek agar menghentikan penggunaan laser, paling tidak selama sebulan sehingga alam kembali bersikulasi dengan baik.
Kalau sirkulasi alam tidak baik, maka dikhawatirkan bisa mengubah hukum alam.
“Kalau alam sampai kekeringan maka efeknya sangat banyak sekali pada mahkluk hidup,” ucapnya.
Ketiga, mengimbau kepada Pemerintah baik Gubernur dan Walikota/Bupati agar memberi imbauan untuk menghentikan penggunaan laser bulan-bulan ini. Sehingga hujan turun, masyarakat tidak gerah, dan PDAM tidak kekurangan air.
“Kalau ini tidak diimbau dan dihentikan sementara kita khawatir satu bulan kedepan kita akan kekurangan air,” jelas Prof Sudiana. (*)