"Gara-gara Sampah Plastik", Cerita Unik Terbentuknya SSB Putra Ubud
SSB Putra Ubud terbentuk dari embrio Yayasan Olahraga Ubud di bawah naungan Kelurahan Ubud
Penulis: Marianus Seran | Editor: Irma Budiarti
"Gara-gara Sampah Plastik", Cerita Unik Terbentuknya SSB Putra Ubud
Laporan Wartawan Tribun Bali, Marianus Seran
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Animo sepak bola di Bali terus menggeliat seiring klub profesional Bali United merengkuh gelar juara Liga I Indonesia 2019.
Terbaru, di Ubud, telah lahir satu lagi SSB yang berada di tengah keramaian wisata Ubud, yakni di Lapangan Astina Ubud.
Adalah SSB Putra Ubud yang terbentuk dari embrio Yayasan Olahraga Ubud di bawah naungan Kelurahan Ubud, Gianyar, Bali.
SSB ini pertama kali berlatih di Lapangan Astina Ubud, 8 Desember 2018.
Awalnya, karena para penggagas, melihat putra-putra terbaik Ubud, berlatih sendirian tanpa ada yang koordinir di beberapa sisi lapangan.
Ada cerita unik awal mula terbentuknya SSB Putra Ubud ini.
"Gara-gara sampah platik", begitu kiranya.
Ide pembentukan SSB Putra Ubud ini lahir saat para penggagas bersih-bersih sampah plastik di Lapangan Astina, seusai program Kelurahan Ubud.
• Hari Juang TNI AD, Kodam IX/Udyana Bersepeda Sejauh 72,7 Kilometer Sambil Bagi-bagi Sembako
• Bali United Pakai Skuat Terbaik Saat Laga Pamungkas, Teco dan Semua Pemain Telah Kembali
Hingga akhirnya terbentuklah SSB Putra Ubud sebagai wadah memupuk bakat dan minat anak-anak Ubud di cabang olah raga sepak bola.
Para penggagas SSB Putra Ubud, di antaranya Jhon Sudarsa, Kadek Sumendal, Gusti Rai, Mantan wakil Bupati Gianyar, Dewa Made Wardana, dan juga tokoh Ubud Ketut Suardana yang turut mendorong terealisasi pembentukan SSB Putra Ubud ini.
Jajaran pelatih SSB Putra Ubud tak perlu diragukan lagi.
Mereka memiliki lisensi pelatih nasional dan AFC, seperti pelatih Gading, Pande Widya dan Panjul Astika.
Mereka adalah mantan pemain Tunas Muda Ubud dan Desa Mas.