Ancaman Demam Babi Afrika Mematikan, Pemprov Bali Sudah Lakukan Ini Kepada Para Peternak di Bali

penyakit ASF ini wajib untuk dicegah masuk ke Bali karena tingkat kesakitan serta mengakibatkan kematian.

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Huda Miftachul Huda
(KOMPAS.COM/HADI MAULANA)
Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) terus lakukan upaya pengawasan dan pencegahan masuknya virus ASF (African Swine Fever) atau demam babi Afrika ke Indonesia 

"Kalau sudah divaksin kemudian terjadi kematian ternak babi maka pikiran kita sudah masuk ke ASF. Kan gitu," kata dia.

Para peternak babi juga diiharapkan tidak menjual ternak yang sedang sakit.

Bila ada ternak babi yang sakit agar segera menghubungi petugas, sehingga segera bisa dilakukan tindakan.

Larang pengiriman babi ke Bali  

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melarang para wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata untuk membawa makanan yang berasal dari babi.

Tak hanya melarang wisatawan, pengiriman daging babi dari luar negeri ke Bali juga disetop untuk sementara waktu.

Hal itu dilakukan guna mencegah adanya penyakit African Swine Fever (ASF) atau yang lebih dikenal dengan Demam Babi Afrika.

"Kita melarang wisatawan membawa makanan yang berasal dari babi untuk masuk ke Bali," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali I Wayan Mardiana.

Anjing Liar yang Diduga Rabies Mengamuk, Serang Delapan Orang di Kintamani

105 Desa di Bali Masuk Zona Merah Rabies, Dinas Peternakan Targetkan 95 Persen Anjing Tervaksinasi

Pihaknya juga meminta kepada maskapai penerbangan untuk segera memusnahkan sisa makanan dari penumpang.

"Tidak boleh sisa makanan itu dibuang, apalagi jika makanan tersebut dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)," kata dia.

Menurutnya, hal ini sudah berdasarkan hasil diskusi yang pihaknya lakukan bersama otoritas bandara, maskapai penerbangan, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali dan gabungan dari para peternak babi.

Dijelaskan olehnya, Bali saat ini tengah mewaspadai ancaman dari penyakit ASF dan pihaknya mengaku telah melakukan pengecekan di beberapa peternak babi.

Salah satu peternakan babi yang dilakukan pengecekan yakni yang berlokasi di daerah Pesanggaran, Denpasar.

Di sana diambil beberapa sampel dan dilakukan pemeriksaan di laboratorium.

Dari hasil pengecekan tersebut, sampai saat ini di Bali memang belum ditemukan adanya ASF.

"Jadi saya ingin luruskan bahwa sampai saat ini masih aman-aman saja dari ASF," jelasnya.

Meski begitu pihaknya terus mengimbau kepada masyarakat agar waspada terkait adanya isu ASF ini.

Kepada para peternak babi pihaknya meminta untuk menyetop sementara dalam memanfaatkan sisa makanan dari hotel, restoran maupun katering. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved