Berburu Tiket Bali United

Suporter Bali United Kritik Sistem Penjualan Tiket, 'Sudah Tahu Akan Ramai Kenapa Dijual di Kafe'

Akibat antrean membeludak dan tak terkendali ini, pintu kaca kafe pecah dan meja kasir ambruk.

Penulis: eurazmy | Editor: Huda Miftachul Huda
Tribun Bali/Eurazmy
Bali United Cafe ditutup pasca antrean tiket yang berujung ricuh, Kamis (19/12/2019). Tampak sejumlah puing pecahan kaca dan sandal suporter di depan cafe. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR- Antrean tiket laga pamungkas Bali United vs Madura United pada pekan ke-34 Liga I Indonesia 2019 di Bali United Cafe, Stadion Dipta Gianyar, Bali diwarnai kericuhan, Kamis (19/12/2019). 

Akibat antrean membeludak dan tak terkendali ini, pintu kaca kafe pecah dan meja kasir ambruk.

Panitia dan sejumlah kelompok suporter lain pun angkat bicara dan menganggap ini merupakan fenomena suporter karbitan alias dadakan.

Sejumlah suporter yang tak kebagian jatah tiket di BU Cafe pun menyayangkan atas kejadian ini.

Gunawan, Semeton Dewata dari Denpasar rela datang pagi-pagi sejak loket belum dibuka. 

Pelatih Bali United Teco Dikabarkan Bawa Pemain Baru dari Brasil, Siapa Dia?

BREAKING NEWS Antrean Tiket Bali United vs Madura United di Bali United Cafe Membeludak

Kata dia, ia mendapat antrean awal-awal sebelum antrean menjadi ricuh.

Hingga kemudian, antrean membeludak dan berujung ricuh hingga mengakibatkan kerusakan pada cafe.

Antrean membeludak, kata dia merupakan hal wajar mengingat tim kebanggaan Pulau Dewata yang baru seumur jagung mampu membuktikan diri sebagai juara.

Euforia ini tentunya oleh semua pihak sudah bisa diprediksi, bahwa ribuan Semeton Dewata bakal memadati stadion untuk berpesta.

Namun ia menyayangkan atas manajemen tiket yang dianggapnya kurang fair.

''Saya gak tahu ya pertimbangannya kayak gimana. Udah tahu bakal rame kenapa dah dijual di cafe. Dapet info jumlah tiketnya juga terbatas,'' ujarnya.

Seperti diketahui, berbeda seperti biasanya, tiket kali ini hanya dijual secara offline dengan syarat membeli menu di BU Cafe senilai Rp 20 ribu per struk lalu baru diperbolehkan membeli 2 tiket.

Sementara, pihak panitia tidak mengumumkan secara resmi berapa tiket yang dijual secara offline hari ini.

''Menurut saya wajar ya kalo membeludak. Momen juara siapa juga yang gak mau ikut berpartisipasi. Apalagi, BU ini klub baru dan langsung juara. Kan jadi kebanggaan bersama warga Bali dong,'' tuturnya.

Made Andhika Resmi Diikat Bali United Sampai 2022, Sang Ayah Bakal Bawa ke Tempat Bersejarah Ini

Made Andhika Diburu Arema FC, Bali United Langsung Ikat Kontrak Hingga 2022

''Nah tau membeludak gitu kan harusnya dijual di loket aja ya, menghindari kericuhan kayak gini,'' kata mahasiswa Universitas Saraswati ini. 

Bedakan laga penting dan tidak

Hal senada dikatakan Surya, yang menyarankan agar ke depan, panitia tiket sudah harus mulai berbenah.

Panitia musti membedakan mana laga penting yang berpotensi antusias tinggi dan mana laga sepi.

''Jadi kan sampe kejadian kayak gini. Kejadian kayak gini juga bukan pertama kali. Harusnya manajemen udah sadar,'' katanya.

Ia juga menyarankan ke depan juga ada semacam dibuatkan kartu member semacam kartu e-tol.

''Jadi nanti biar gak ada antrean membeludak kayak gini. Udah tersistem rapi secara online,'' sarannya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, panitia dalam laga ini menyediakan tiket yang dicetak kurang lebih 26 ribu lembar. 

Sementara, warga Bali yang memburu hampir 50 ribu.

Jika di laga-laga biasanya, tiket sangat mudah didapat de

Beton pembatas meja kasit Bali United Cafe ambruk akibat antrean membeludak tiket Bali United vs Madura United di Bali United Cafe, Stadion Kapten Wayan Dipta Gianyar, Bali, Kamis (19/12/2019).
Beton pembatas meja kasit Bali United Cafe ambruk akibat antrean membeludak tiket Bali United vs Madura United di Bali United Cafe, Stadion Kapten Wayan Dipta Gianyar, Bali, Kamis (19/12/2019). (Tribun Bali/Eurazmy)

ngan harga yang cukup bersahabat.

Suporter dadakan

Sementara, Ketut Budi Ketua Semeton Dewata Bulldog menganggap fenomena ini akibat kehadiran fans atau suporter dan penonton dadakan yang memburu tiket.  

Giliran Kiper Bali United Ditawar Klub Lain, Bangga Jika Bisa Tampil di Liga Champions Asia

Stadion Ngurah Rai Denpasar Tak Masuk Standar Bali United di Piala AFC 2020, Perlu Investor

"Sekarang ini ramai mencari tiket karena banyak fans dadakan yang rebutan mencari tiket nonton. Karena fans sama penonton beda. Sekarang fans ingin mendukung tim dan merayakan pesta dengan tim, penonton juga ingin masuk," tegas Ketut Budi.

Ketut Budi mengatakan, sebenarnya tak susah mendapat tiket jika fans tahu caranya. 

"Sebenarnya, saya lihat di media sosial banyak saran kita gabung ke komunitas fans agar lebih gampang. Karena setiap komunitas dapat jatah agar semua anggota bisa terakomidir mendapat tiket," jelas Ketut Budi. 

Dia menjelaskan, masalahnya saat ini banyak mencari tiket secara perorangan.

Mereka hanya ingin nonton laga laga penting saja.

Laga akhir dan penting semua ingin menonton. Laga biasa tak ada yang nonton. 

"Saat lawan PS Tira Banyak yang gak nonton. Sekarang pas ini semua bingung cari tiket. Saran saya bagusnya mulai sekarang masuk ke komunitas gampang cari tiket. Sebenarnya tidak sulit seperti cari jarum di tumpukan jerami," ujarnya mengibaratakan.

Kericuhan ini terjadi karena suporter sudah tidak sabar dan khawatir tidak kebagian jatah tiket.

Akibatnya, aksi saling dorong antarsuporter pun terjadi.

Surya, seorang suporter Bali United asal Denpasar mengatakan, situasi antrean mulai ricuh sejak kafe dibuka sekitar pukul 11.00 Wita. 

Akibat antrean yang berjubel itu, kata dia, beberapa suporter sempat ada yang terinjak bahkan ada yang pingsan.

''Gak sampai sejam itu, langsung kafe ditutup karena ricuh. Pecah itu kaca depan, sama meja kasir di dalem katanya hancur,'' kata dia.

Padahal kata dia, antrean sudah disuruh berbaris rapi di luar kafe, mengingat luas kafe juga tidak mumpuni untuk kapasitas antrean saat itu.

Pantauan Tribun Bali, petugas kafe mengevakuasi puing-puing beton meja kasir yang hancur.

Tampak sejumlah sandal dan pecahan kaca di depan Bali United Cafe yang ditutup pasca ricuh hingga membuat kaca depan pintu kafe pecah.

Hingga siang tadi, puluhan suporter yang belum kebagian jatah tiket masih tetap bertahan di pelataran stadion.

Mereka masih menunggu kemungkinan manajemen dan panitia kembali membuka loket tiket saat situasi sudah kondusif. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved