Bali United

BEBERKAN Perbedaan Main di ISL & Eredivisie, Terkesima dengan Vibes 11 Ribu Suporter Serdadu Tridatu

Ia merasakan tekanan dan atmosfer yang berbeda dengan saat merumput di kasta tertinggi Belanda Eredivisie membela Almere City. 

Istimewa/Instagram@almerecityfc
Setelah empat pekan mengarungi kompetisi kasta tertinggi, sepak bola Indonesia Super League (ISL) 2025/2026, pemain Bali United asal Belanda, Tim Receveur menyampaikan kesannya. 

TRIBUN-BALI.COM - Setelah empat pekan mengarungi kompetisi kasta tertinggi, sepak bola Indonesia Super League (ISL) 2025/2026, pemain Bali United asal Belanda, Tim Receveur menyampaikan kesannya. 

Ia merasakan tekanan dan atmosfer yang berbeda dengan saat merumput di kasta tertinggi Belanda Eredivisie membela Almere City. 

Tim hadir dalam momentum yang tepat, jika musim lalu kehadiran penonton cenderung sepi dengan rata-rata penonton hanya 5 ribu, namun kali ini, menilik 2 laga kandang, gairah suporter telah kembali.

Jumlah suporter yang hadir di stadion pun terus mengalami peningkatan, dari laga perdana sebanyak 10 ribu sekian penonton, di laga kandang kedua menjadi 11 ribu sekian penonton.

Baca juga: Gelandang Bali United Tim Receveur Terkesima dengan Vibes 11 Ribu Suporter Serdadu Tridatu di Dipta

Baca juga: Johnny Jansen Puji Kualitas Persija, Laga Berat Bali United di Pekan ke-5 Super League

Ini membuktikan bahwa era baru yang dibangun Bali United sepeninggal Stefano Cugurra, mampu menjadi daya tarik penonton yang penasaran dengan aksi para pemain di lapangan dengan skema barunya.  

Pemain berusia 34 tahun ini juga mengaku merasakan energi lebih melihat gairah suporter yang bernyanyi memberikan dukungan dengan ragam chant (bentuk ucapan atau nyanyian yang diulang-ulang untuk memberikan semangat kepada tim olahraga, -red) dan atraksi membuat pemain tampil lebih spartan

Ramainya suporter menjadi pelecut sekaligus tantangan bagi Tim untuk mampu menunjukkan performa terbaiknya di tiap laga.

Ia menyoroti salah satu kendala di lapangan adalah saat waktu terhenti dalam waktu cukup lama karena pelanggaran maupun insiden lainnya.  

“Atmosfer di liga ini memang berbeda. Tekanan lebih kepada bagaimana kita mengendalikan diri. Stadion penuh, suara suporter begitu bising, dan mereka berteriak tanpa henti," kata Tim, Rabu (3/9). 

"Kadang memang lebih tidak teratur, tapi itu bagian dari atmosfer yang spesial,” sambung pemain jebolan binaan Ajax Amsterdam U-19 ini. (ian)

Siap Adaptasi dengan Situasi Baru

Tampil di kompetisi luar Eropa, sudah barang tentu, Tim berusaha keras untuk adaptasi dengan situasi baru yang ia jalani saat ini di Indonesia baik dari segi cuaca, kondisi lapangan maupun pressure.

Namun dia bertekad untuk belajar dan beradaptasi demi penampilan terbaiknya bersama tim yang dibelanya saat ini, Bali United

“Ada banyak perbedaan yang saya rasakan. Cuaca lebih panas, lapangan yang lebih soft, jadi saat bermain agak sedikit lebih berat. Tekanan juga lebih besar di sini. Ini tantangan bagi saya dibandingkan saat bermain di Liga Belanda,” pungkasnya. (ian)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved