Lestarikan Kearifan Lokal, STT Yowana Wahana Gelar Lomba Membuat Sarana Upakara
Lestarikan Kearifan Lokal, STT Yowana Wahana Gelar Lomba Membuat Sarana Upakara, Seperti Membuat Ancak Bagi Laki-laki dan Canang Bagi Wanita
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Kaum milenial tidak sebatas bermain smart phone, tapi juga harus ingat dengan identitas sebagai warga Bali yang menjunjung adat dan budaya.
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Sorak sorai terdengar riuh di Banjar Tangkas, Desa Gelgel, Klungkung, Bali, Minggu (29/12/2019) sekitar pukul 09.00 Wita.
STT Yowana Wahana mengadakan berbagai kegiatan perlombaan, serangkaian hari jadinya yang ke-31.
Namun uniknya, tahun ini digelar lomba membuat sarana upacara seperti membuat ancak bagi laki-laki dan membuat canang bagi anggota STT yang wanita.
• Lestarikan Produk Kain Lokal Melalui Fashion Show, Pemkab Klungkung Resmikan Blok A Pasar Semarapura
• Warga Semarapura Kelod KanginTidak Bernyawa Tertindih Sepeda Motor
Linda (18), seorang anggota STT Yowana Wahana Banjar Tangkas, Gelgel, tampak sangat bersemangat. Berbagai bahan untuk membuat canang seperti janur, dan bunga berwarna-warti diletakan dihadapannya.
" Saya memang dirumah biasa membantu orang tua membuat canang, bisa dibilang ini memang rutinitas lah. Seru juga jika dilombakan," ungkap siswi kelas XII SMA ini.
Satu tim peserta, terdiri dari dua anggota STT.
Linda tampak sangat terampil membuat canang, dengan dibantu oleh seorang rekannya.
Janur ia potong, menjadi berupa canang cawu.
Lalu dijarit menggunakan semat (bambu), setelah itu diletakan bunga berwarna-warni dengan rapi, sehingga canang tampak sangat indah.
Semua pun harus menggunakan bahan alami.
Sementara laki-laki berlomba membuat sarana upacara ancak, yang terbuat dari bilahan bambu.
Ancak biasanya digunakan untuk berbagai sarana upakara bagi masyarakat Bali, seperti sanggah cucuk dan sebagainya.
" Senang rasanya bisa ikut berpartisipasi, bisa sekalian membuktikan jika anak muda seperti kita juga masih bisa membuat sarana upakara. Itu kwajiban kita sebagai warga Bali, dan juga melestarikan budaya," ungkapnya.
Ketua STT Yowana Wahana, Banjar Tangkas, Gelgel, Rama Wijaya mengungkapkan, pihaknya memang sengaja menggelar lomba membuat sarana upakara.
Tujuannya tidak semata-mata menjaga kearifan lokal, tapi juga mengingatkan bahwa anak muda Bali akan kewajibannya.
Terlebih ketika sudah dewasa dan turun bermasyarakat, membuat sarana upakara tidak akan lepas dari kehidupan sehari-hari.
" Ini kan budaya kita, kalau tidak kita siapa lagi yang melestarikan?," ungkapnya.
Selain itu sebelum lomba membuat sarana upakara, juga digelar sosialisasi bahaya Narkoba oleh Sat Narkoba Polres Klungkung.
Hal ini untuk mengantisipasi masuknya narkoba sampai ke lingkungan pemuda di banjar adat.
Sementara itu,salah seorang tokoh masyarakat Desa Gelgel Nengah Mudiana mengapresiasi rangkaian kegiatan yang digelar STT Yowana Banjar Tangkas, Gelgel.
Menurutnya generasi muda saat ini dihadapkan dengan berbagai tantangan.
Selain mampu mengembangkan potensi diri di era persaingan global, juga diharapakan bisa melestarikan dan tetap menjalankan adat dan budaya.
"Kami selaku orang tua sangat mendorong generasi muda tidak sekedar pintar bermain handphone, tapi juga wajib bisa membuat canang, membuat anyaman ancak, dimana semua itu adalah kearifan lokal kita," jelas Mudiana. (*)