Siswa Tenggelam di Yeh Panahan
Lambaian Tangan Dimas di Sungai Yeh Panahan Jadi Pertanda Terakhir, Firasat Telah Dirasa Sejak Awal
Lambaian Tangan Dimas di Sungai Yeh Panahan Jadi Pertanda Terakhir, Firasat Telah Dirasa Sejak Awal
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Tak ada yang menyangka korban Dimas Sihabudin (13) tewas karena tenggelam saat mandi di Sungai Yeh Panahan, Banjar Pangkung Prabu, Desa Delod Peken, Tabanan, Kamis (2/1/2019).
Ia ditemukan oleh petugas di dasar sungai yeh panahan yang memiliki kedalaman sekitar lima meter.
Menurut saksi, Dani Aditya Ramadhani (13) menuturkan, awalnya sekitar pukul 12.45 Wita ia bersama korban dan seorang teman lainnya baru saja selesai melaksanakan ibadah di Masjid Al Amin Tabanan.
Sambil menunggu jam sekolah dimulai sekitar pukul 13.00 Wita, mereka bermaksud untuk jalan-jalan.
Namun, saat itu korban justru mengajak dua temannya (saksi) untuk main ke sungai.
• Ayah & Ibu di Tabanan Histeris Melihat Jasad Anaknya, Ini Kronologi Siswa Tenggelam di Yeh Panahan
Awalnya, kata dia, tak mau main ke sungai dan memilih mengajak korban untuk jalan-jalan saja di seputaran Taman Makam Pahlawan (TMP) Pancaka Tirta Tabanan.
Tapi, saat itu korban justru menolak dan memilih untuk menuju Sungai Yeh Panahan.
Karena melihat korban, mereka pun mengikuti ke sungai.
"Awalnya kami memang berencana keliling sekitar TMP, tetapi korban mengajak untuk ke sungai. Dan ia sempat berkata panas-panas gini enaknya mandi di sungai. Tapi saya dan teman saya sempat menolak ke sungai dan meminta main di TMP saja. Tapi dia (korban) tetap berjalan menuju sungai, sehingga kami (saksi) ikut ke sungai," tutur Dani.
Sampai di sungai, kata dia, sudah ada beberapa teman sekitar enam orang yang sedang duduk di pinggir sungai.
Namun, tiba-tiba saja korban justru berlari ke arah sungai dan melepas pakaian kemudian langsung nyemplung ke arah sungai.
"Setelah itu kami lihat tangan korban melambai-lambai. Sehingga kami berusaha untuk menolong, tapi gak bisa karena salah satu teman kami sudah kehabisan nafas. Kemudian, saya dan dua orang teman kembali mencoba memberikan pertolongan tapi tak berhasil juga dan sempat meraih tangan Dimas namun tak bisa karena seperti tertarik," katanya.
Dani melanjutkan, tak berhasil menolong korban dengan cara sebelumnya, sempat mencari dengan kayu.
Namun usaha ini juga gagal.
Karena tak berhasil, dia dan temannya langsung melaporkan kejadian tersebut ke warga terdekat untuk minta tolong.
Warga tersebut kemudian melapor ke sekolah dan selanjutnya ke pihak kepolisian.
Mendapat laporan tersebut, masyarakat, kepolisian, TNI, BPBD datang ke lokasi untuk melakukan pencarian.
"Awalnya, sebelum tim Basarnas datang kami dan masyarakat juga sudah melakukan pencarian dengan cara manual. Dan setelah datang Basarnas pencarian dilanjutkan dan berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia setelah 20 menit pencarian," ungkap Kapolsek Tabanan, Kompol I Nyoman Sukanada.
Dia melanjutkan, korban ditemukan dengan jarak sekitar 10 meter dari lokasinya tenggelam.
Ia ditemukan oleh petugas dan langsung di evakuasi.
Korban memang tidak berenang dan meninggal murni karena tenggelam.
"Atas permintaan orangtuanya, korban kemudian langsung dibawa pulang untuk selanjutnya dimakamkan," tandasnya.