7835 Meter Pipa Distribusi PDAM Bangli Sudah Uzur, Alami Kebocoran
Sejumlah pipa distribusi air bersih di Bangli kondisinya telah uzur dimakan usia. Kebocoran kerap terjadi di Bangli.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI – Sejumlah pipa distribusi air bersih di Bangli kondisinya telah uzur dimakan usia.
Kondisi tersebut berdampak pada kerapnya gangguan pelayanan yang dirasakan oleh pelanggan PDAM.
Direktur PDAM Bangli, Dewa Gede Retno Suparso Mesi ketika ditemui Kamis (2/1/2020) tidak menampik ihwal dampak gangguan pelayanan yang terjadi.
Kondisi tersebut diakui merupakan dampak kebocoran pipa distribusi, khususnya bagian sambungan.
• Tarif Retribusi Objek Wisata di Bangli Naik Mendadak, Asita Mengaku Alami Kerugian
• Tahun Baru , Pemkab Bangli Akan Gelar Sembahyang Bersama
• Tragis, 4 Pekerja PDAM Bangli Tertimpa Longsor, Budiarga Akui Sempat Lihat Pertanda Ini
Dewa Retno mengatakan, kendala kebocoran memang kerap terjadi di Bangli, Bali.
Pihaknya menyebut terdapat 7835 meter pipa distribusi yang mengalami kebocoran, dari total panjang pipa distribusi 87.121 meter di wilayah Bangli.
Pipa tersebut mencakup sejumlah titik.
Diantaranya jalan Brigjen Ngurah Rai, Jalan Kusumayudha, Jalan Merdeka, serta jalan di sekitar lapangan Kapten Mudita.
“Inilah yang kerap menjadi gangguan di wilayah kota Bangli. Kondisi ini dikarenakan usia teknisnya pipa distribusi tersebut sudah uzur, yakni dari tahun 1976 silam,” ungkapnya.
Dengan kondisi tersebut, pihaknya tidak memungkiri jika pelayanan air bersih khususnya di wilayah kota Bangli masih kerap mengalami kendala.
Seperti yang terjadi di Banjar Gunaksa pada Kamis (2/1/2020).
Dewa Rono mengatakan kebocoran itu sebenarnya sudah terjadi sejak Rabu malam.
“Kami segera berupaya melakukan perbaikan pagi harinya,” ucap dia.
Selain kebocoran pada pipa distribusi pelayanan di kota Bangli, kebocoran juga diketahui terjadi pada bak pengumpul air di mata air tirta barong.
Ini merupakan sumber air yang melayani masyarakat di wilayah Desa Tamanbali, Bangli, Bali serta berdampak pada menurunnya pasokan air.
“Begitupun saat memasuki musim hujan saat ini. Cuaca buruk kerap kali berdampak pada jaringan pipa transmisi yang berada di daerah aliran sungai. Di sumber mata air tirta barong, pipa transmisi disekitar kerap kali rusak terdampak arus banjir. Sedangkan di sumber mata air Sungai Melangit, itu kerap terdampak longsor ketika memasuki musim penghujan. Walaupun besarnya dampak tergantung dari volume tanah yang lonsor,” jelasnya.
Tindak lanjut beragam kendala tersebut, Dewa Rono mengatakan saat ini pihaknya telah berencana melakukan perbaikan utamanya pada bak penampung air di tirta barong.
Sehingga pelayanan air bersih bagi warga di wilayah Desa Tamanbali bisa lebih optimal.
“Ini karena sifat perbaikan tergolong emergency, karena berkaitan dengan pelayanan. Untuk pelaksanaannya mungkin nanti di APBD perubahan,” katanya.
Dilain sisi, pihaknya juga menyebut tengah merencanakan peremajaan pipa distribusi di wilayah kota Bangli.
Yang mana prosesnya saat ini dalam pembuatan Detail Engineering Design (DED).
Mengenai biaya yang dibutuhkan, Dewa Rono mengatakan masih dalam kajian pihak konsultan.
Walau demikian, pihaknya mentaksir estimasi anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp. 10 miliar hingga 15 miliar.
“Dalam hal ini kami telah berkoordinasi dengan pak bupati selaku pemilik, dan beliau mendukung. Sedangkan mengenai pelaksanaannya, nanti tergantung dari anggaran yang tersedia. Harapan kami agar perbaikan bisa segera dilakukan. Sebab disatu sisi ini berhubungan dengan pelayanan, disisi lain agar air kami tidak terbuang mubazir. Sebelum dilakukan peremajaan, untuk kendala kebocoran yang terjadi kami upayakan dengan perbaikan secepatnya,” ucapnya. (*)