Kembali Dipertandingkan, DPRD Bali Fasilitasi Penyelesaian Kisruh Pencoretan Cabor Taekwondo 

"Pada intinya, kami ingin cabor taekwondo dimasukkan kembali ke Porsenijar. Jangan karena persoalan internal, atlet yang menjadi korban," ujar Ketua

Penulis: Wema Satya Dinata | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Bali/Wema Satya Dinata
Suasana rapat antara Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali dengan Pengda TI Bali dan KONI Bali yang difasilitasi Komisi IV DPRD Bali terkait persoalan pencoretan Cabor Taekwondo, di Ruang Rapat Gabungan Kantor DPRD Bali, Senin (6/1/2019). 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Upaya dari Pengurus Daerah (Pengda) Taekwondo Indonesia (TI) Bali membuahkan hasil.

Cabang olahraga (cabor) TI akhirnya diputuskan untuk dipertandingkan kembali dalam daftar Pekan Olahraga dan Seni Pelajar (Porsenijar) tahun 2020. 

Keputusan itu dihasilkan dalam rapat antara Dinas Pendidikan, Pemuda dan  Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali dengan Pengda TI Bali dan KONI Bali yang difasilitasi Komisi IV DPRD Bali, Senin (6/1/2019).

Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Gusti Putu Budiarta mengatakan, rapat ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya dengan pengurus TI tentang pencoretan cabor taekwondo dari Porsenijar.

"Pada intinya, kami ingin cabor taekwondo dimasukkan kembali ke Porsenijar. Jangan karena persoalan internal, atlet yang menjadi korban," ujarnya.

Mengaku Kesal karena Diusir dan Ditampar, Sari Curi iPhone XI Pro Max Milik Bule Australia

Persiraja Umumkan Sudah Dapatkan Miftahul Hamdi, Manajemen Bali United Belum Umumkan Pelepasan

Lebih lanjut dikatakannya DPRD Bali tidak ingin masuk pada persoalan di internal Pengda TI Bali karena menurutnya lebih baik fokus untuk membina atlet sejak dini melalui Porsenijar.

Pihaknya pun menjamin cabor tersebut dapat dipertandingkan agar bisa mengangkat olahraga berprestasi di Bali.

“Saya jamin itu, kalau ada persoalan biar mereka mengadu ke DPRD,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama Kepala Disdikpora Provinsi Bali, Ketut Ngurah Boy Jayawibawa mengatakan bahwa cabor taekwondo tetap akan dipertandingkan dalam Porsenijar 2020.

"Cabor taekwondo tetap dipertandingkan dalam Porsenijar," tegasnya seraya mengatakan dirinya telah melaporkan hal itu kepada Gubernur Bali, Wayan Koster.

 
Boy juga menjelaskan karena Porsenijar ini masih wilayahnya olahraga pendidikan, maka masalah yang ada di internal Pengprov diharapkan tidak sampai mengorbankan atlet pelajar.

“Untuk urusan pengurus, silakan nanti internalnya pengurus. Kami tetap mengedepankan anak-anak,” ujarnya.

 
Dikhawatirkan jika sampai cabor ini tidak dipertandingkan maka akan berpengaruh pada jenjang selanjutnya, yakni di Popwil, Popnas dan yang lainnya, yang mana para atlet tidak akan bisa bertanding hingga tiga tahun. 

Ini Nilai Lebih Hariono di Mata Pelatih Bali United, Teco:Dia Lebih Agresif Dibanding Pemain Lain

Sempat Dilarang Melukis karena Tabu, Suciarmi Buat Penglingsir-nya Terkejut dengan Karya Pertama

Selanjutnya, Disdikpora Bali akan memanggil Disdikpora Kabupaten/Kota untuk bersiap melaksanakan Porsenijar 2020.

"Saya akan mengundang Dinas Olahraga Kabupaten/Kota untuk bersiap-siap melaksanakan Porsenijar 2020 yang rencanya berlangsung pada bulan Juni," paparnya.

Terkait surat pencoretan tersebut, pihaknya menduga bahwa itu adalah shock therapy dari Mantan Plt Kadispora, Made Rentin agar kekisruhan di internal Pengda TI Bali cepat terselesaikan. 

 
“Pesan moral dari Plt. Kadispora sebelumnya supaya jangan ada kekisruhan dalam pengurus kemudian berimbas pada anak-anak,” terangnya.

Terkait surat pencoretan itu, kata dia, merupakan mekanisme birokrasi. Nanti untuk pencabutan surat akan diterbitkan surat juga.

Menurut Boy, olahraga itu harus berjenjang dan berkelanjutan. Berjenjang maksudnya saat di kabupaten mereka mewakili sekolah, bukan melalui klub.

“Kalau sampai klub masuk, salah besar. Itu nanti lain menjadi ranah KONI, ranah olahraga prestasi,” jelasnya

Pihaknya berharap dalam Porsenijar selanjutnya, cabor yang dipertandingkan semakin banyak.

“Semuanya akan kita rangkul cabor tersebut, di luar persoalan di tubuh pengurus,” imbuhnya.

Porsenijar Provinsi akan dilaksanakan sekitar bulan Juni, sedangkan Porsenijar Kabupaten/Kota dimulai bulan April sampai Mei.

Adapun dengan masing-masing Pengda Cabor hanya dilakukan sebatas koordinasi, tetapi leading sektornya tetap BAPOPSI dan Disdikpora.

Sementara itu, Ketua KONI Bali, Ketut Suwandi menyampaikan apresiasi atas keputusan yang diambil oleh Disdikpora Bali.

"Kami senang sekali dengan arahan dan kebijakan Kadisdikpora mengembalikan taekwondo ke dalam Porsenijar," katanya.

Dikatakannya, dirinya selama ini tidak pernah ikut campur dalam kekisruhan yang terjadi di kepengurusan taekwondo Bali. Karena, kata dia, itu bukan menjadi kewenangan KONI Bali

"Selama ini saya tidak banyak berbicara. Saya memilih diam," akunya seraya mengatakan, pemerintah dan DPRD Bali adalah jantung dan napas KONI Bali.

Sementara itu, Ketua Harian TI Bali, Made Muliasa menyampaikan terima kasih atas keputusan dalam rapat ini. 

 
"Terima kasih telah dikembalikannya taekwondo ke dalam Porsenijar. Putusan ini menjadikan semangat keolahragaan kami tumbuh kembali. Mari kita bina keolahragaan agar mampu meraih prestasi," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved