Serangan Iran ke Amerika Serikat

BREAKING NEWS! Iran Murka & Tembakkan Selusin Rudal ke Dua Pangkalan Militer AS di Irak

Selusin rudal balistik ditembakkan Iran di dua pangkalan Irak yang menampung pasukan Amerika dalam serangan balas dendam atas tewasnya jenderal top

Editor: Ady Sucipto
twitter@timesofgaza
Sejumlah rudal balistik Iran meluncur menuju sasaran tembak pangkalan militer AS di Irak. 

TRIBUN-BALI.COM, -- Selusin rudal balistik ditembakkan Iran di dua pangkalan Irak yang menampung pasukan Amerika dalam serangan balas dendam atas tewasnya jenderal top Iran, Qasem Soleimani.

Dikutip Tribun Bali via Daily Mail, dua pangkalan Amerika yang disasar rudal balistik Iran adalah pangkalan udara Ayn Al Asad di Irak Barat yang pernah dikunjungi Donald Trump pada Desember 2018 lalu, dan pangkalan Erbil di Irak Kurdistan, pada Selasa sekitar pukul 5.30 sore waktu setempat.

Departemen Pertahanan AS, Pentagon menyebut jika rudal balistik tersebut diluncurkan dari Iran untuk menargetkan pasukan militer dan koalisi AS di Irak.

Iran Kibarkan Bendera Merah Seusai Qassem Soleimani Tewas, Apa Artinya?

Iran Janjikan Hadiah Rp 1,1 Triliun untuk Kepala Donald Trump, Kami Akan Menyerang

Timur Tengah Memanas! Jenderal Top Iran Ini Tewas Oleh Serangan Roket AS, Pentagon: Arahan Presiden

Atas serangan rudal tersebut, belum ada laporan mengenai korban cedera namun dari sumber keamanan di sana melansir CNN menyebutkan bahwa ada korban di pangkalan udara Al Asad.

Menyikapi serangan tersebut, Sekretaris Pertahanan Mark Esper dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dilaporkan tiba di Gedung Putih untuk memberitahu Donald Trump terkait serangan rudal Iran.

Masih dari sumber yang sama, Garda Revolusi Iran, membenarkan bahwa mereka telah menembakkan rudal sebagai aksi balas dendam sebagai jawaban atas pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani, yang dilansir dari TV pemerintah.

Garda Revolusi Iran menyebut operasi balas dendam tersebut diberi sandi  ‘Martir Soleimani’ yang dilakukan beberapa jam seusai upacara pemakaman Jenderal Qasem Soleimani yang tewas dibunuh oleh pesawat drone Amerika.

Respon Amerika

Merespon serangan rudal Iran, Pentagon mengatakan saat ini pihaknya masih bekerja untuk melalukan penyelidikan dan penilaian atas  kerusakan serangan yang ditimbulkan.

'Dalam beberapa hari terakhir dan sebagai respons terhadap ancaman dan tindakan Iran, Departemen Pertahanan telah mengambil semua langkah yang tepat untuk melindungi personel dan mitra kami.

"Pangkalan-pangkalan ini telah siaga tinggi karena indikasi bahwa rezim Iran berencana untuk menyerang pasukan kami," demikian bunyi pernyataan Pentagon.

'Jelas bahwa rudal ini diluncurkan dari Iran dan menargetkan setidaknya dua pangkalan militer Irak yang menampung personel militer dan koalisi A.S. di Al-Assad dan Irbil.

Kami sedang mengecek kerusakan yang ditimbulkan dari pertempuran awal.

'Ketika kami mengevaluasi situasi dan respons kami, kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan personel, mitra, dan sekutu A.S. di kawasan.

Karena sifat situasi yang dinamis, kami akan terus memberikan pembaruan saat tersedia.

Perbedaan Kekuatan Militer AS dan Iran Mulai dari Jumlah Personel dan Anggaran

Konflik Iran-AS Memanas, Kemenlu Keluarkan 7 Poin Imbauan untuk WNI, Ini Nomor yang Bisa Dihubungi

Garda Revolusi Iran Sebut Serangan 10 Rudal sebagai Aksi Balas Dendam ke AS, Begini Respon Pentagon

Presiden Trump telah diberitahu tentang serangan roket, menurut Gedung Putih.

"Kami menyadari laporan serangan terhadap fasilitas AS di Irak.

Presiden telah mendapat pengarahan dan sedang memantau situasi dengan cermat dan berkonsultasi dengan tim keamanan nasionalnya, 'kata sekretaris pers Gedung Putih Stephanie Grisham. 

Sementara itu, dikutip dari Tribunjogja.com, Iran benar-benar membuktikan kemarahannya kepada Amerika Serikat.

Serangan balasan Iran ke pangkalan militer AS di Ain Al Asad Provinsi Anbar Irak menggunakan rudal jelajah.

Serangan dilakukan langsung pasukan artileri Korps Garda Republik Iran.

Rekaman video yang dikutip Sputniknews pagi ini menunjukkan puluhan rudal membelah kegelapan malam.

Serangan militer ini menjadi awal aksi balasan Iran atas pembunuhan Kepala Pasukan Quds Mayjen Qassem Soleimani, yang dilakukan militer AS awao tahun ini.

Presiden Trump saat ini dikabarkan sedang menerima briefing atas perkembangan situasi di Irak.

Belum ada pihak resmi AS yang memberikan komentar terkait serangan Iran di Irak ini.

Kantor berita FARS News pagi ini juga merilis di akun Twitternya rekaman video saat rudal diluncurkan pasukan Garda Republik Iran.

Informasi awal menyebutkan, pangkalan militer AS di Ain Al Asad Provinsi Anbar, Irak dihujani puluhan roket, Rabu (8/1/2020) dini hari waktu setempat.

Kabar awal ini diwartakan akun stasiun televisi Iran, PressTV, Rabu pagi ini WIB.

Belum ada keterangan resmi militer Irak.

Di lapangan terbang ini, ditempatkan sejumlah pesawat nirawak MQ-1 Reaper, yang diduga turut dikerahkan saat pembunuhan Mayjen Qassem Soleimani.

Serangan roket diduga dilakukan Brigade 45 Khataib Hezbollah Irak, bagian kelompok Popular Mobilization Unit (PMU) yang diakui militer Irak.

Namun versi lain menyebut, serangan terkoordinasi ini dilakukan elemen-elemen Korps Garda Republik Iran (IGRC).

Perkembangan lebih lanjut terkait serangan roket ke pasukan AS di Irak masih menunggu laporan-laporan lebih detil dari lapangan.

Qassem Soleimani, Kepala Pasukan Quds Garda Republik Iran tewas akibat serangan rudal di Bandara Baghdad, Kamis (2/1/2020).

Pembunuhan dilakukan militer AS atas perintah Presiden Donald Trump.

Kematian Qassem menyulut kemarahan Iran dan Irak.

Iran bertekad membalas serangan ini menggunakan segala cara.

Parlemen dan pemerintah Irak memutuskan mengusir pasukan AS dan sekutunya dari negara itu.

Jerman lebih awal menarik kontingen mereka di Irak.

Prajurit Jerman yang bertugas sebagai instruktur ditarik ke Yordania dan Kuwait.

Swedia, Denmark, dan Latvia juga melakukan hal sama mengingat perkembangan situasi yang tidak kondusif di Irak.

Sebaliknya, Pentagon mengirimkan 3.000 prajurit Lintas Udara 82 dari Fort Bragg, North Carolina menuju Kuwait.

Sebagian dikirim ke Lebanon, guna melindungi Kedubes AS di negara yang sebagian dikuasai kelompok Hezbollah Lebanon.

Menyusul reaksi kemarahan Iran, Presiden Trump mengekuarkan serangkaian ancaman serangan lebih kuat ke 52 sasaran penting di Iran, termasuk situs warisan budaya dunia.

Menlu Mike Pompeo dalam pernyataan terbarunya menegaskan, keputusan AS melenyapkan Qassem Soleimani memiliki dasar kuat.

Meski begitu, kalangan Kongres AS menyatakan, Trump tidak melalui proses konstitusional, meminta persetujuan Kongres atas keputusan eksekutifnya membunuh Qassem.(*)

Langganan berita pilihan tribun-bali.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/TribunBaliTerkini

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved