Ekonomi Iran Setelah Puluhan Tahun Diembargo AS

Sudah hampir empat dekade atau 40 tahun Iran mengalami tekanan embargo ekonomi dari Amerika Serikat dan sekutunya dari negara-negara Barat.

EPA-EFE via Tribun Jogja
Iran Hujani Rudal, Begini Sikap Donald Trump, Harakat al-Nujaba: Marinir AS Harus Membuat Peti Mati 

IMF memprediksi, dengan anjloknya penjualan minyak, Iran menghadapi kesulitan cadangan devisa, yang diperkirakan sudah turun hanya menjadi 86 miliar dollar AS atau terjun 20 persen dibandingkan tahun 2013.

Pemerintah Iran memperkirakan bahwa pendapatan ekspor minyak akan berkurang sebesar 70 persen pada tahun fiskal Iran berikutnya.

Inflasi

Presiden Rouhani berhasil menurunkan inflasi menjadi 9 persen, meski perkiraan IMF inflasinya melonjak hingga 30,5 persen pada 2018, dan mencapai 35,7 persen pada 2019.

Bank Dunia menyebutkan, inflasi yang tinggi di Iran terjadi pada bahan makanan, seperti daging yang harganya melonjak sampai 116 persen pada 2019.

Pusat Statistik Iran juga mencatat inflasi pada Indeks Harga Konsumen (IHK) selama 12 bulan pada rumah tangga mencapai 42 persen pada akhir Oktober 2019.

Hanya Sisakan Pakaian yang Menempel di Badan, Taufik: Ya Terbakar Sudah, Tinggal Baju yang Dipakai

Harga makanan dan minuman melambung hingga 61 persen dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Harga tembakau juga naik hingga 80 persen.

Kenaikan harga ini mendorong banyak antrean warga di depan toko-toko grosir yang disubsidi pemerintah, terutama daging yang memang dijatah pemerintah.

Dalam upaya menurunkan harga daging yang merupakan kebutuhan pokok di Iran, pemerintah melarang ekspor ternak, serta berupaya mengimpor ratusan ribu sapi dan domba dari luar negeri.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Puluhan Tahun Diembargo AS, Bagaimana Ekonomi Iran?"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved