Desa Tangguh Bencana Belum Optimal, BPBD Badung Harapkan Masyarakat Tanggap Akan Bencana

Desa Tangguh Bencana Belum Optimal, BPBD  Harapkan Masyarakat Tanggap Akan Bencana, Awal Bulan Sudah Terjadi 22 Bencana

BPBD Badung
Foto ilustrasi pohon tumbang. TRC Badung saat menangani pohon tumbang di beberapa lokasi di Badung, Bali, Minggu (5/1/2019). Hari Ini TRC BPBD Badung Tangani 5 Pohon Tumbang di Abiansemal hingga Petang 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA –  Di musim penghujan ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Badung memprediksi akan banyak terjadi bencana alam yang tak terduga.

Pasalnya baru memasuki musim hujan, BPBD setempat sudah disibukkan dengan adanya bencana seperti pohon tumbang maupun yang lainnya

BPBD Badung meminta agar masyarakat di Badung, Bali untuk selalu tanggap bencana.

Selama ini sebagian besar bencana selalu ditangani langsung BPBD Badung.

Hari Ini TRC BPBD Badung Tangani 5 Pohon Tumbang di Abiansemal hingga Petang

Momen Manis Super Junior Saat Konser di Indonesia, Leeteuk Khawatirkan Penggemar yang Berdiri

Pohon Tumbang Timpa Sejumlah Pura, BPBD Badung Sempat Kewalahan Lakukan Evakuasi

Semestinya dengan di bentuknya Desa Tangguh Bencana, masyarakat di Badung bisa menyelesaikan masalah bencana kategori ringan.

"Banyak kejadian yang harusnya bisa ditanggulangi secara mandiri, misalnya pohon kecil yang tumbang dan melintang di jalan. Kasus seperti ini kan bisa ditangani bersama-sama oleh masyarakat," ujar Kepala BPBD Badung, Bagus Nyoman Wiranata, SH., MSi saat dikonfirmasi Minggu (12/1/2020).

Pihaknya menyadari masyarakat di Badung, belum sepenuhnya tanggap terhadap bencana.

Ia pun cukup dibuat pusing lantaran personil yang terbatas.

Alhasil, pihaknya harus mengatur pergerakan tim rescue saat terjadi bencana, terlebih saat musim hujan seperti sekarang ini.

"Sebenarnya kita kan sudah bentuk desa tangguh bencana. Sehingga nanti masyarakat menjadi masyarakat yang tangguh dan menjadi sadar akan bencana," katanya.

Ia juga mengatakan semua itu juga untuk meningkatkan desa dalam penanggulangan bencana secara mandiri.

Ia menyadari bencana yang ada di Kabupaten Badung sejatinya cukup banyak.

Bahkan pihaknya mencatat di tahun 2019 lalu terdapat  477 kejadian di Gumi Keris.

Hanya saja, dari ratusan kejadian yang ditangani BPBD Badung partisipasi masyarakat dalam membantu menangani bencana masih rendah. 

"Kami harap di tahun ini, masyarakat menjadi tangguh dan ikut bertanggung jawab terhadap bencana yang terjadi. Hanya saja kami tetap masih backup," jelasnya.

Meski sudah dibentuk Desa Tangguh,  istilah budaya sadar bencana ini harus ditingkatkan.

Pasalnya ada beberapa desa yang sudah melaksanakan, ada yang belum juga, sehingga kesadaran ini perlu ditingkatkan.

"Itu artinya upaya-upaya peningkatan kesadaran masyarakat masih perlu diintensifkan sehingga ada kesadaran. Disamping itu juga upaya-upaya peningkatan kapasitas masyarakat menuju kemandirian," ujarnya.

Wiranata berkata, dari ratusan kasus yang ditangani BPBD, kasus kebakaran masih mendominasi yakni mencapai 184 kejadian, disusul pohon tumbang sebanyak 173 kasus.

"Total kerugian yang tercatat selama setahun itu diperkirakan mencapai Rp. 46.677.000.000," katanya.

Dikonfirmasi terpisah Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung dr. Ni Nyoman Ermy Setiari mengatakan Desa tangguh bencana sejatinya sudah ada di 42 desa yang ada di Badung.

Sehingga pihaknya berharap jika terjadi bencana bisa cepat ditangulangi 

"Kami kan sudah melakukan pendampingan sebelumnya, jadi jika ada bencana ringan, kami yakin masyarakat langsung bisa mengatasinya," ucapnya.

Pihaknya mengatakan,  ditahun 2020 ini, setidaknya sudah tercatat puluhan bencana yang terjadi.

Sehingga masyarakat harus sadar dan tangguh dalam menghadapi bencana.

"Dicatatan kami sekarang sudah ada  22 bencana yang terjadi dari awal Januari hingga sekarang," pungkasnya (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved