Peneliti Unud Berupaya Kembalikan Kejayaan Jeruk Keprok Tejakula Buleleng
Peneliti Unud Berupaya Kembalikan Kejayaan Jeruk Keprok Tejakula Buleleng, Perkenalkan Sistem Tanam Tumpang Sari
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Sejumlah peneliti dari Universitas Udayana (Unud) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) berupaya mengembangkan jeruk keprok Tejakula, Buleleng, Bali.
Tim peneliti yang tergabung dalam Laboratorium Biopestisida Fakultas Pertanian (FP) itu terdiri dari Prof. Dewa Ngurah Suprapta, Prof. I Gede Rai Maya Temaja, dan Dr. Khamdan Khalima.
Salah satu peneliti yang juga Ketua LPPM Unud, Prof. Gede Rai Maya Temaja mengatakan, Buleleng Timur sempat mengalami kejayaan di tahun 1980-an berkat tumbuh dan berkembangnya jeruk keprok Tejakula.
Namun apa daya, kejayaan jeruk keprok Tejakula hilang akibat serangan penyakit citrus vein phloem degeneration (CVPD).
• Atasi Kulit Kusam hingga Cegah Penuaan Dini, Berikut Manfaat Kulit Jeruk untuk Kecantikan Kulit
• Desa Tangguh Bencana Belum Optimal, BPBD Badung Harapkan Masyarakat Tanggap Akan Bencana
Bahkan akibat penyakit tersebut, jeruk keprok Tejakula hampir mengalami kepunahan.
Rai berkata, pihaknya turut berupaya melakukan pengembangan budidaya jenis jeruk unggulan Buleleng ini dengan melakukan penelitian agen hayati yang berfungsi sebagai bio-stimulan dan bio-protektan.
“Kami ingin mengembalikan kejayaan jeruk keprok Tejakula dengan menawarkan teknologi bibit sebagai biostumulan dan bioprotektan untuk meningkatkan ketahanan tanaman jeruk dan meningkatkan pertumbuhannya,” tutur Rai Temaja melalui keterangan tertulis yang diterima Tribun Bali, Minggu (12/1/2020).
Ia menjelaskan, penelitian yang dilakukan melalui Hibah Penelitian Inovasi Udayana Tahun 2019 ini menemukan formula biostimulan yang mengandung bakteri Stenotrophomonas maltophilia.
Bakteri tersebut mampu membantu keseimbangan dan menginduksi ketahanan tanaman terhadap patogen.
Bibit jeruk keprok Tejakula yang diberikan formula tersebut menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan bibit yang tidak diberikan formula.
Rai Temaja menambahkan, melalui penelitian ini pihaknya untuk pertama kali memperkenalkan sistem tanam tumpang sari antara tanaman jeruk keprok Tejakula dengan tanaman turi yang diberi nama Sijuri (Sistem Integrasi Jeruk dan Turi)
Sebelumnya sistem tumpang sari ini belum pernah dikaji dan dikembangkan.
“Di antara jeruk itu ditanami turi untuk memberikan kesuburan dan meningkatkan jumlah serangga,” katanya.
Ia berkata, tanaman turi merupakan jenis legum yang berfungsi membantu menyuburkan dan menjaga kelembapan tanah, sehingga mengurangi tingkat stres pada tanaman jeruk akibat kekeringan.
Tanaman turi pun mampu meningkatkan jumlah serangga untuk membantu menekan penyebaran serangga vektor CVPD.