Plafon Atap Bangunan Puskesmas II Negara Jebol
Atap Plafon Puskesmas II Negara rusak parah akibat rembesan air hujan. Sudah merencanakan untuk memperbaiki kerusakan tersebut
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Atap Plafon Puskesmas II Negara rusak parah akibat rembesan air hujan.
Tentu saja, itu membahayakan bagi pasien, penunggu pasien dan pekerja puskesmas II Negara.
Kepala UPT Puskesmas II Negara dr Ni Made Anggaraeni mengakui jebolnya plapon tersebut akibat dari perbaikan yang dilakukan atau pembangunan bangunan di sebelah gedung.
Pihaknya sudah merencanakan untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
• Viral di Jawa Tengah Kemunculan Keraton Agung Sejagat Hingga Klaim Sang Raja yang Tak Kalah Heboh
• WN Amerika Diganjar Pidana Penjara 9 Tahun dan 4 Bulan, Miliki 10 Paket Kokain serta Sepaket Ganja
• Banyuwangi akan Dipromosikan oleh Para Duta Besar di Berbagai Negara
Hanya saja, belum bisa secepat itu untuk perbaikan.
"Itu karena efek pembangunan gedung di sebelahnya. Jadi air mungkin merembes di sana. Tapi nanti kami akan upayakan perbaikan," ucapnya, beberapa hari lalu di Puskesmas II Negara.
Plafon atap bangunan yang rusak parah berada di depan ruang rawat inap Puskesmas II Negara, yang berlokasi di Jalan Raya Desa Pengambengan, Negara, Bali.
Plafon rusak tersebut sudah sejak sepekan lalu saat hujan lebat terjadi.
Plafon yang jebol cukup luas dan berbahaya.
Sementara rangka atap terbuat dari baja ringan.
"Karena kapan lalu tutup tahun jadi anggaran belum bisa diusulkan. Tapi sudah dianggarkan untuk perbaikan 2020 ini," jelasnya.
Untuk diketahui, sejak Desember 2019 lalu, ada sekitar 23 pasien DBD yang masuk dan dirawat di Puskesmas II Negara.
Pada Desember 2019 ada 13 orang yang dirawat.
Sedangkan sisanya, dirawat sejak Januari 2020, dan sebanyak, 17 pasien sudah diperbolehkan untuk pulang.
Puskesmas II Negara, menaungi enam desa, dan untuk penyakit DBD ini, paling banyak dari warga Pengambengan karena ada banyak genangan air disana.
Beberapa waktu lalu, Anggaraeni menuturkan, bahwa untuk penanganan DBD, selain 3M ia juga sudah melakukan fogging.
Tapi, fogging hanya membunuh nyamuk dewasa.
Sedangkan, jentik nyamuk harus diatasi, karena itu perlu partisipasi warga Pengambengan supaya terhindar dari gigitan nyamuk.
"Jadi perlu kesadaran misalnya menguras bak mandi atau membersihkan genangan air," ucapnya. (*).