Puluhan Hektare Cabai di Karangasem Diserang Virus Kuning, Petani Gagal Panen Sejak Awal 2020
Petani cabai rawit di Karangasem mengeluh lantaran gagal panen hingga puluhan hektare
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Irma Budiarti
Puluhan Hektare Cabai di Karangasem Diserang Virus Kuning, Petani Gagal Panen Sejak Awal 2020
TRIBUN-BALI.COM, KARANGASEM - Petani cabai rawit di Karangasem mengeluh lantaran gagal panen hingga puluhan hektare.
Mereka di Muncan, Kecamatan Selat, beberapa desa di Sidemen, serta sekitar Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem.
Ni Komang Muliati, petani cabai asal Bungaya menjelaskan, petani gagal panen sejak awal 2020.
Tiba-tiba cabai membusuk, daunnya rontok, namun batang cabai segar.
Padahal petani hanya beberapa kali memanen.
“Karena kondisi cabai rusak, terpaksa dipanen lebih awal,” jelas Muliati, Rabu (15/1/2020).
Wanita asal Bungaya itu mengatakan, petani terpaksa panen cabai yang warna hijau.
Langkah itu ditempuh untuk meminimalisir kerugian.
Biasanya, harga cabai rawit hijau sekitar Rp 40 ribu per kilogram.
Sedangkan yang merah sekitar Rp 60 ribu per kilogram.
• Dari Bagasi hingga Chek In, Perhatikan 5 Hal Ini Sebelum Terbang dengan Maskapai Penerbangan Murah
• Pohon Tumbang di Dusun Bunut Madya Bangli, Hancurkan Bak Penampungan Air
“Banyak petani yang gagal panen, sampai belasan orang. Pemicunya karena cuaca yang terus berubah. Dari kemarau ke hujan," tambah Ni Komang Muliati.
Dia berharap, cuaca segera berubah, sehingga petani tidak rugi banyak.
Rata-rata petani baru memanen cabai 3 sampai 5 kali.
Informasi di lapangan, petani di Muncan dan Sidemen mengeluhkan kondisi sama.