Pohon Tumbang di Bali
Pohon Tumbang di Dusun Bunut Madya Bangli, Hancurkan Bak Penampungan Air
Sebuah bak penampungan air sedalam empat meter di wilayah Dusun Bunut Madya Bangli hancur tertimpa pohon tumbang
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Irma Budiarti
Pohon Tumbang di Dusun Bunut Madya Bangli, Hancurkan Bak Penampungan Air
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Sebuah bak penampungan air sedalam empat meter di wilayah Dusun Bunut Madya, Desa Terunyan, Kintamani, Bangli, Bali, hancur tertimpa pohon tumbang.
Kondisi tersebut berdampak pada kesulitan air bagi 35 KK di dusun sekitar.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Bangli, I Ketut Gede Wiredana saat dikonfirmasi, Rabu (15/1/2020), membenarkan adanya musibah itu.
Menurut dia, kejadian pohon tumbang tersebut sejatinya terjadi pada Sabtu (4/1/2020) sekitar pukul 21.00 Wita.
Hanya saja, baru dilaporkan ke BPBD Bangli pada Senin (13/1/2020).
“Kejadiannya bertepatan dengan musibah angin kencang pada awal Januari lalu,” ujarnya.
Wiredana mengatakan, pohon yang tumbang itu Pohon Aas, dengan panjang mencapai 15 meter, serta berdiameter hampir 2 meter.
• Tower Telkomsel di Desa Kayubihi Bangli Disatroni Maling
• Selain Tugas Rumah Tangga, 9 Masalah Sepele Ini Bisa Jadi Penyebab Pertengkaran dengan Pasangan
Pohon tersebut tumbuh di atas tebing dengan ketinggian hampir mencapai 50 meter.
Tumbangnya pohon yang berlokasi di Subak Pangkungan, Dusun Bunut Madya itu juga menyebabkan pohon enau di sekitarnya ikut tumbang.
Wiredana menjelaskan, tumbangnya Pohon Aas menimpa bak penampungan air warga berukuran 8x4 meter hingga hancur total.
Hancurnya bak penampungan air sedalam 4 meter itu secara otomatis mengakibatkan 35 KK sekitar mengalami kesulitan air bersih.
Ini mengingat bak penampungan tersebut sebelumnya dimanfaatkan warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, baik untuk minum, memasak, mandi, hingga mencuci.
• Tahun 2020 Sulinggih dan Mangku Dapat gaji, Disbud Badung Siapkan Anggaran Rp 11,5 Miliar
• Warga Pengambengan Datangi Kantor DLH, Tegaskan Tolak Pembangunan Pabrik Limbah Medis di Jembrana
“Bak penampungan ini khusus untuk menampung air yang bersumber dari mata air sekitar. Sebab oleh warga debit mata air di sekitar cenderung besar ketika malam hari. Sehingga pada pagi harinya warga tinggal memanfaatkan air yang telah tertampung. Namun dengan hancurnya bak tersebut, untuk memenuhi kebutuhan air warga cenderung kesulitan karena harus mengantre. Terlebih jarak antara mata air dengan pemukiman warga juga cukup jauh. Yakni lebih dari 1 kilometer,” bebernya.
Wiredana menambahkan, pihaknya telah berupaya melakukan evakuasi material pohon.