Puluhan Babi Mati di Desa Jebu Bali, Ciri Bintik-bintik Merah Mirip Demam Babi Afrika
Rata-rata ciri yang ditemukan pada babi tersebut adalah bintik merah hingga bagian telinganya ada warna hitam.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Rizki Laelani
Puluhan Babi Mati di Desa Jebu Bali, Ciri Bintik-bintik Merah Mirip Demam Babi Afrika
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Kasus puluhan babi mati di Desa Jegu Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali.
Hingga pekan ketiga bulan Januari ini sudah ada puluhan ekor babi yang mati.
Ciri-ciri kematiannya pun hampir sama dengan babi mati karena terserang virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika seperti bintik merah dan pada telinganya ada warna hitam.
Peristiwa ini pun sudah dilaporkan warga melalui desa ke Dinas Pertanian Tabanan.
Rata-rata ciri yang ditemukan pada babi tersebut adalah bintik merah hingga bagian telinganya ada warna hitam.
Pihak Dinas Pertanian Tabanan hingga saat ini belum berani memastikan penyebab dari kejadian tersebut.
Mereka masih menunggu hasil tes laboratorium yang dilakukan.
"Sudah ada puluhan ekor babi yang mati mendadak," ujar Perbekel Jegu, Kadek Agus Merta Wirawan, Selasa (21/1).
Dia menjelaskan, peristiwa ini diketahui sejak awal bulan lalu.
Namun sejumlah peternak serta warga setempat, belum mengetahui apa penyebabnya.
Hanya saja, ciri-ciri dari babi tersebut ditemukan bintik merah.
Dan kasus ini sudah dilaporkan ke Dinas Pertanian langsung.
"Kami sudah laporkan peristiwa ini ke bidang peternakan Tabanan. Beberapa kali sudah kami sampaikan," tandasnya.
Terpisah, Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian Tabanan, I Wayan Suamba membenarkan peristiwa tersebut.
Menurutnya, kasus banyaknya babi mati di wilayah Desa Jegu sudah terjadi sejak awal bulan Januari ini. Hanya saja pihaknya baru menerima laporan sejak Jumat (10/1/2020) lalu. (*)